Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Mau Ikuti Jembatan Keledai?

17 Juni 2019   09:28 Diperbarui: 17 Juni 2019   10:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jembatan keledai(sumber:fikrimarino.blogspot.com)

Ini bukan soal jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura membentang di selat Madura sepanjang 5.438 meter dengan lebar 30 meter dan diresmikan tahun 2009.

Ini soal jembatan keledai.

Mengapa dinamakan jembatan keledai?

Ya, kita mengenal siapa hewan bernama keledai. Ini hewan yang bodoh dan dungu luar biasa. Hewan yang tidak pernah belajar dari kesalahan atau kecerobohan sebelumnya. Keledai ini bila hari ini terjerembab ke dalam satu lubang, pada hari berikutnya dia pun terjerembab atau jatuh pada lubang yang sama. Jadi agar dapat membantu keledai tidak jatuh pada lubang yang sama maka harus dibuatkan jembatan yang disebut Jembatan Keledai.

Apa itu Jembatan Keledai?

Banyak orang sudah tau jawabannya. Namun tak apalah diulang kembali sekedar refreshing saja. Jembatan keledai adalah cara-cara untuk mengingat atau menghafal sesuatu yang digunakan dalam dunia pendidikan. Jembatan keledai sering berupa kata atau suku kata yang di tambahkan pada susunan kata yang ingin dihafalkan agar terbentuk kalimat dengan arti yang menarik atau masuk di akal.

Konon, jembatan keledai (istilah asingnya ezelbrugece) ini metode mengingat kreatif warisan Tan Malaka.

Jembatan keledai ini sering dijadikan metode pembelajaran para guru kepada murid-muridnya untuk membantu murid menghafal istilah-istilah dalam pelajaran yang agak panjang sehingga murid dapat termotivasi dan bergairah dalam belajar.

Misalkan guru mau mengajarkan siklus hidup cacing hati (fasciola hepatica) yang rangkaian siklusnya: Telur-Mirasidium-Sporokista redia-Metasericaria-Dewasa.  Jembatan keledainya: TELUR Mira SParo REla di SERahkan(orang) DEWASA.

Contoh lainnya jembatan keledai: PHYCOFAGES. Itu untuk klasifikasi hewan: PHYlum, Clasisis, Ordo,FAmily, GEnus, Spesies.

Begitu juga bila kita mau menghafal urutan warna pelangi : ME JI KU HI BI NI U singkatan dari MErah JIngga KUning HIjau BIru NIla Ungu.

Nah, jembatan keledai ini berkembang luas dalam penggunaan istilah perkotaan. Misalkan JABODETABEK =JAkarta-BOgor-DEpok-TAngerang-BEKasi. BELMERA =BElawan MEdan RAya. Termasuk juga istilah slogan kota: kota BERSEHATI =BERsih SEHat Aman Tertib Indah.

Jadi, metode menghafal dan mengingat jembatan keledai ini menarik untuk dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan. Ingat JASMERAH nya Soekarno, artinya JAngan Sekalikali MElupakan sejaRAH.

Saya pun teringat ketika jaya-jayanya perusahaan BIMANTARA dimana ada beberapa kenalan saya bekerja disana. Kebetulan saya mengikuti pelatihan Program Perencanaan Nasional di LPEM FE-UI Jakarta dimana salah satu dosennya Pak Purnomosidi mantan menteri yang memberikan materi tentang Perencanaan Kota. Sebuah artikel saya kirim ke koran Cahaya Siang Manado berjudul "Konsep BIMANTARA sebagai kota terpadu masa depan di Sulawesi Utara". Intinya, dimasa depan akan ada kota terpadu yaitu 4 kota: BItung MANado Tomohon minTARA. Faktanya:Kota Tomohon yang dulunya kecamatan kabupaten Minahasa sudah terbentuk jadi kota, hanya minTARA (Minahasa Utara) belum terbentuk.  Sedikitnya saya sudah menggunakan jembatan keledai di bidang pengembangan kota terpadu, dengan BIMANTARA.

Jembatan keledai ini ada kemiripan dengan akronimisasi, di Kompasiana ada penulisnya yaitu kompasianer Juanda. Penulis akronim disini masih kurang, cuma saya dengan Juanda. Mungkin saja ke depan akan berkembang penulis akronim di Kompasiana. Barusan saya tulis di kolom komentar Juanda secara berkelakar Juanda itu singkatan JUAra Nulis Akronim hehehe.

Kalau tidak salah ingat pernah saya tulis artikel dengan judul pendek : TIDAK. Akronim dari Tikus Ingin Demo Anti Kucing. Sebuah tulisan ringan yang melukiskan situasi pilkada DKI Jakarta waktu itu.

Kompasianer sejagat,

Sebenarnya tulisan ini saya buat hanya untuk mengingat dan menghafal nama-nama sahabat kompasianer hehehe

JEMBATAN KELEDAI : Juanda, Efwe, Marius Gunawan, Bobby Steven, Ajinatha, Tjiptadinata Effendi, Anis Hidayatie, Neno Andrias Salukh. Khrisna Pabichara, Endro S Efendi, Lusy Mariana Pasaribu, Elly Suryani, Dizzman, Arman Syarif, Ishak Pardosi.

Siapa yang mau ikut jembatan keledai?

Judul itu terkandung maksud siapa kompasianer mau ikut kehebatan cara menulis kompasianer di atas?

Jawaban ada pada diri anda!

Selain itu, buat kompasianer yang berprofesi guru diingatkan kembali salah satu metode belajar yang kreatif dengan menggunakan jurus Jembatan Keledai.

Semoga bermanfaat dan maaf telah mencantumkan nama-nama tanpa ijin terlebih dahulu.

Salam Kompasiana.

sumber:kompasiana.com; 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun