Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Ide

23 Mei 2019   23:27 Diperbarui: 24 Mei 2019   01:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika waktu terus berjalan menusuk-nusuk rasa

gelisah selimuti bayang bayang memudar 

bak dikejar-kejar hantu

rasa takut kereta malam kan lewat

ketika mata tertumbuk pada kata

menanti fitri

jemari menegang kaku

diatas tuts warna hitam

ketika nafas menggigit sukma

kepedihan menakar bianglala malam

menyeruak kesumsum luka

disana ku dengar swara ajakan

mari merajut lidi-lidi

yang terlepas satu satu

ulah pemulung yang bodoh

memisah-misah batang tanpa rasa

mari menanti fitri

selepas baju baju kotor

sepatu sepatu berdebu

terhapus air kehidupan

mari merajut luka

tertikam nurani retak

dalam rasa 

semilir angin malam 

mengapa kerikil kerikil tajam

menusuk nusuk perih

badai politik merambah

relung relung rongga belukar cinta

disini ku nanti ide

menanti Fitri

diambang fajar

merekah keharuman bunga rindu..

jm.23052019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun