ketika waktu terus berjalan menusuk-nusuk rasa
gelisah selimuti bayang bayang memudarÂ
bak dikejar-kejar hantu
rasa takut kereta malam kan lewat
ketika mata tertumbuk pada kata
menanti fitri
jemari menegang kaku
diatas tuts warna hitam
ketika nafas menggigit sukma
kepedihan menakar bianglala malam
menyeruak kesumsum luka
disana ku dengar swara ajakan
mari merajut lidi-lidi
yang terlepas satu satu
ulah pemulung yang bodoh
memisah-misah batang tanpa rasa
mari menanti fitri
selepas baju baju kotor
sepatu sepatu berdebu
terhapus air kehidupan
mari merajut luka
tertikam nurani retak
dalam rasaÂ
semilir angin malamÂ
mengapa kerikil kerikil tajam
menusuk nusuk perih
badai politik merambah
relung relung rongga belukar cinta
disini ku nanti ide
menanti Fitri
diambang fajar
merekah keharuman bunga rindu..
jm.23052019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H