Maraknya iklan produk makanan dan minuman agar berbuka puasa sesuatu yang manis adalah lumrah apalagi disaat bulan Ramadan. Iklan itu harus di terima sebagai bagian yang tak kalah penting dalam mempromosikan produk. Sejatinya, semua perusahaan wajib memasang iklan di beraneka media massa agar produknya akan di kenal orang untuk di beli.
Segencar apapun iklan yang ditawarkan kepada kita, sebagus apapun tayangan iklan di tv, seindah apapun kata-kata dalam iklan maka kita harus punya sikap untu senantiasa menjaga kesehatan tubuh kita.
Kita harus memahami anjuran kesehatan tentang makanan atau minuman yang rasanya manis.Â
Makanan dan minuman yang manis yang telah di produksi pabrik itu umumnya menggunakan gula pasir atau gula buatan. Berbeda dengan gula alami yang terdapat pada sayur dan buah-buahan.
Efek buruk dari mengonsumsi makanan dan minuman yang menggunakan gula pasir dan gula tambahan lainnya adalah melonjaknya kalori dalam tubuh yang pada giliran selanjutnya meningkatnya berat badan tubuh kita.
Nah, dalam berbuka puasa di bulan Ramadan kita dituntut bersikap arif. Bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsi gula taambahan ketika brbuka puasa namun kita mencari sumber gula alami yang ada di sekitar kita.
Memang disadari setelah seharian kita berpuasa rasanya sangat menyejukkan bil berbuka dengan sesuatu yang manis. Mulai dari es buah, kolak pisang atau bahkan sekedar se gelas teh manis yang hangat.
Sebuah rekomendasi yang boleh kita perhatikan adalah info British Nutrition Foundation bahwa buka puasa yang baik di awali dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Caranya dengan meminum dua gelas air putih (500 mililiter) dan selanjutnya baru kita mengonsumsi makanan yang mengandung gula untuk memulihkan energi.
Beberapa tips yang dianjurkan sebagai bahan yang mengandung gula yang dapat digunakan berbuka puasa adalah madu, buah-buahan atau juis buah.. Tentunya pilihan tergantung kita, kebiasaan-kebiasaan kita disesuaikan dengan kondisi dimana kita tinggal.
Bagi saya pilihan yang disukai dalam berbuka puasa adalah kurma.
Buah kurma ini dapat dengan mudah kita peroleh di toko-toko dan supermarket di kota. Buah ini sudah sejak lama menjadi makanan pilihan untuk berbuka puasa. kandungan gula alami di dalamnya membuat kurma jadi salah satu cemilan terbaik untuk mengembalikan energi setelah berpuasa. Bila membeli kurma di supermarket perlu diperhatikan juga komposisi gula yang teracntum dalam kemasan.
Menurut Kompas Travel yang dirilis tribunmanado.co.id, ada tiga fakta dibalik kurma menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, yaitu pertama, buah ini diperkenalkan orang Mediterania (pedagang Arab, pedagang sekitar Afrika, pedagang perbatasan Eropah Barat, Italia, Perancis dan Spanyol). Â Pada abad 15 - 16 para pedagang ini membawa buah produk tanaman palma Kurma melalui pelayaran laut ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Kedua, tanaman Kurma sulit tumbuh di Indonesia. Persoalan ini sehingga buah ini di import dari negara penghasil seperti Arab.Ketiga, pertama kali tanaman atau buah kurma masuk Indonesia di pulau Sumatera (Aceh) kemudian ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Budaya kuliner mengonsumsi kurma ini kemudian di kenal dan dipertahankan masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Begitulah.
Salam Kompasiana.