Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jurus "Kehidupan" Sang Kompasianer Senior di Kompasiana

21 Mei 2019   10:51 Diperbarui: 21 Mei 2019   11:09 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Usia boleh menua tapi semangat hidup tidak boleh ikut menua"

Itulah catatan pembuka dari kompasaner senior, Tjiptadinata Effendi dalam artikel bertajuk " Jangan Sampai Kita Menjadi Peragu" edisi 17 Mei 2019.

Nah, hari ini adalah hari spesial bagi pak Tjiptadinata Effendi. Ini ulang tahunnya yang ke-76.

Tulisan sederhana ini sebagai ungkapan kebahagian saya atas hari spesial ultah pak Tjip.

Jujur saya katakan bahwa Pak Tjip adalah "guru" saya di Kompasiana. Semenjak bergabung di Kompasiana 8 Maret 2015 saya mengenal Pak Tjip lewat artikel-artikel yang muncul hampir setiap hari. 

Pak Tjip menulis dengan "hati yang tulus", sederhana dan produktif. Menceritakan "eksisstensi" keberadaan, pengalaman hidup (suka dan duka, pahit dan manis) secara jujur dan tak segan memberikan pedoman yang berguna demi menjalani kehidupan ini.

Pak Tjip adalah kompasianer yang selalu memberikan nilai nilai hidup dan mengingatkan agar kita jangan terjebak pada keadaan yang keliru karena kita tidak tahu cara mengatasi atau menemukan solusinya. Pak Tjip senantiasa hadir untuk itu.

Pak Tjip berperan aktif dalam artikel-artikel yang menyejukkan hati. Dengan sifat kebapakannya tak segan-segan mengingatkan kita untuk mawas diri dan waspada. Misalkan, jangan pernah berhenti untuk BELAJAR. Jangan Jadi Manusia PERAGU dan seterusnya.

Bagi saya intinya pak Tjip mengajarkan kita berjiwa humanis, toleran, produktif, komunikatif dan selalu semangat dalam berkarya.

Pak Tjip bukan hanya memberi wacana, namun apa yang di anjurkan itu berdasarkan pengalaman hidup yang dialami dan dirasakan secara pribadi maupun keluarga dan pengalaman itu dibagikan kepada kita sebagai bahan perenungan dan nilai-nilai hidup.

Bila saya katakan pak Tjip adalah kompasianer senior yang produktif itu realistis. Pak Tjip menulis tiap hari kadang 2 artikel setiap hari. Tak ada kompasianer dalam usia 70-an yang produktif seperti ini. Faktanya, hingga hari ini semenjak bergabung di Kompasiana 14 Oktober 2012 Pak Tjip telah menulis 4.084 tulisan. Luar biasa. Yang melihat tulisan pak Tjip berjumlah 4.886.427 orang. Artikel utama pak Tjip 502 dan pilihan admin 3.516.

Pak Tjip adalah sosok kompasianer "motivator" baik bagi saya sebagai kompasianer, mungkin saja diantara  kompasianer ada yang merasakannya. Sosok yang selalu memberi semangat untuk menulis. Uniknya pak Tjip memotivasi ibu Roselina ikut menulis di Kompasiana. Mungkin jarang di temukan suami isteri menulis di Kompasiana, pak Tjip dan Ibu Roselina adalah faktanya.

Sebagai contoh artikel yang memiliki nilai-nilai kehidupan ala Pak Tjip adalah artikel yang tercantum pada awal tulisan ini. Disana anda akan simak jurus kehidupan agar kita jangan menjadi manusia peragu.

Pertama, pahami dan lakukan jurus "Its Now or Never" identik dengan "Take It Or Leave It". Maknanya, jangan sampai kita menyianyiakan kesempatan yang ada di hadapan kita agar kita tidak akan menyesal seumur hidup. Tinggalkan peribahasa "biar lambat asal selamat" atau "rejeki kita tidak akan pergi ke orang lain", yang sudah tidak relevan dalam era "percepatan" kini.

Kedua, walaupun pikir itu pelita hati namun terlalu banyak pikir kerap membuat orang tidak melakukan apa-apa. Hal ini menjuruskan kita menjadi manusia peragu.

Ketiga, janganlah kita gunakan prinsip ini "muda hidup bergaya, tua mati daya". mengajarkan kita untuk selalu mempersiapkan diri songsong hari tua bagi diri kita sendiri demi masa depan anak-anak kita nanti. Maknanya, selagi kita masih kuat hiduplah mandiri, kerja keras agar bila kita menjadi tua tidak akan membebani anak-anak dan orang lain.

Jurus kehidupan pak Tjip dibagikan pada kita di  Kompasiana. Itu dapat kita jadikan pedoman hidup di dalam menyongsong hari tua. Waktu terus berputar dan tanpa terasa usia kita pun bertambah dan bertambah tanpa bisa dihentikan.

Semua yang di tulis pak Tjip di artikel tulisannya yang banyak itu bukan hanya wacana namun fakta kehidupan yang dialami Pak Tjip dan Ibu Roselina. jalan penuh tantangan telah di lalui dengan susah payah, penuh air mata, penuh penderitaan yang memilukan hati. Semua itu dihadapi pak Tjip dengan semangat juang yang luar biasa sehingga pada akhirnya pak Tjip telah membuktikannya dalam hidup. 

Dalam usianya yang ke-76 hari ini pak Tjip bersyukur kepada Tuhan, merasa bahagia bersama keluarga, isteri anak-anak, mantu dan cucu-cucu merayakan ultah di suatu tempat di Australia. Jujur saya katakan membaca tulisan pak Tjip hari ini hati saya jadi haru, mata saya berkaca-kaca karena rasa bahagia...siapapun dia akan bahagia menerima pelukan spontanitas dari orang yang dicintainya pada momen spesial ultah...

Selamat ulang tahun ke 76 pak Tjip, guruku dan motivatorku serta inspiratorku!!!

Saya ikut berbahagia dihari bahagia pak Tjip.

Maafkan saya pak Tjip, tak ada hadiah spesial yang dapat saya berikan sebagai tanda bahagia ini, hanyalah tulisan sederhana ini yang dapat saya persembahkan...janganlah pak Tjip anggap tulisan ini sebagai "pujian"( yang saya tahu tak disukai pak Tjip) namun ini ungkapan tulus rasa bahagia di hati dan realita yang mesti di ungkap....Kehidupan pak Tjip mengingat kan saya peribahasa " Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".

Saya senantiasa mendoakan pak Tjip dan keluarga agar  dilindungi Tuhan, diberi kekuatan dan kesehatan sehingga selalu menulis karya inspiratif bagi kami semua penghuni Kompasiana.

Saya akan ingat selalu pesan ini "Sepanjang apapun umur seseorang, tak ada gunanya, bilamana kehadirannya di dunia ini tidak ada manfaatnya bagi orang lain"!!!

Terima kasih pak Tjip.

Salam bahagia dari Manado.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun