Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Money

Potret Pertanian Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045

7 Mei 2019   23:26 Diperbarui: 8 Mei 2019   00:11 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penyemperotan padi dengan drone (uavcoach.com)

"Hidup matinya sebuah negara bergantung pada pertaniannya". Soekarno.

Negara Indoesia adalah sebuah negara agraris. Negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani. Sebuah negara yang berpijak pada dunia pertanian dengan berbagai jenis hasil produksinya. Sebuah negara yang dikenal subur untuk dibangun pertanian.

Namun, ironisnya potensi yang kita miliki tidak sebanding dengan keadaan yang sesungguhnya. Sosok petani sepertinya ditakdirkan dengan menanggung nasib yang malang dan selalu dirugikan dengan kebijakan yang tidak kontekstual dengan kondisi riil rakyat.

Ini gambaran atau potret buram petani dahulu yang pernah diungkap dalam rilis detiknews hampir sepuluh tahun lalu (21-12-2010) dengan judul: Potret Buram Pertanian Indonesia". 

Saat ini kondisinya telah berubah. Potret buram Pertanian Indonesia kini semakin kelihatan cerah. Saya berani katakan ini berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa artikel dan pemberitaan yang ada di media massa.

Kementerian Pertanian sebagai kelembagaan pemerintah menjadi tumpuan harapan masyarakat petani di Indonesia agar kebijakan programnya akan mampu menjadikan petani hidup layak. Kementerian ini dibebani tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk mencetak sawah 1 juta hektar di Merauke, Papua yang sudah terealisasi 250 ribu hektar. Selain itu, pencapaian target swa sembada pangan dengan komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang outih, gula, cabai dan daging sapi.

Adalah menarik program jangka panjang Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yaitu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 mendatang.

Mentan optimis hal ini akan dicapai dan dalam setiap kesempatan selalu mengajak semua pihak untuk mendukun tercapainya cita-cita itu. Mentan mengajak semua komponen untuk mengambil bagian peran dalam kegiatan pembangunan pertanian.

Target utama pemerintah adalah mensejahterakan rumah tangga petani. Dengan menjadi lumbung pangan dunia, maka otomatis kesejahteraan petani akan terdongkrak.

Dengan semangat motto : Kerja, kerja dan kerja kita songsong era keemasan bangsa untuk mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia 2045.

Saya bangga dengan keberhasilan kementerian pertanian yang ditandai dengan kondisi: "mampu merobah negara yang dulunya import pangan menjadi pengeksport pangan".

Keberhasilan ini bukan berarti kita harus berpuas diri, namun selalu menyadari bahwa tantangan pembangunan pertanian Indonesia masih cukup besar. Tantangan ini antara lain, kita masih memiliki keterbatasan lahan produktif, persoalan hama dan penyakit serta keterbatasan petani penggarap. Belum lagi tantangan soal cuaca ekstrim, kesemuanya sangat mempengaruhi hasil dan kualitas panen.

Saya anggap persoalan utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah aspek Sumber Daya Manusia.

Pembangunan pertanian membutuhkan manusia-manusia profesional yang akan berperan dalam kelembagaan mulai dari kementerian, dinas terkait, pengusaha pertanian, kepakaran sampai ke petani di pedesaan. Perlu di perhatikan juga peran para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang urgen dalam mengajarkan inovasi teknologi baru kepada petani. 

Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dipersiapkan sdm yang handal yang dapat mengoperasionalkan sistem digital kepada petani khususnya sehingga para petani tidak gaptek. 

Bayangkan saja bila petani kita tidak dapat mengoperasikan drone penyemprot pestisida dan pupuk cair, traktor otomatis, transaksi pengadan barang dan jasa secara online. Ini memerlukan pelatihan dan peran PPL.

Barangkali semua ini memerlukan program kemitraan antara Kementerian Pertanian dengan Perindustrian, Ristek & Teknologi Pendidikan Tinggi, Kementerian Desa dan kementerian lainnya, termasuk dengan pihak swasta. Ada yang patut dibanggakan pula kemitraan antara Kementerian Pertanian dengan Perindustrian yaitu pembuatan drone karya anak bangsa yang sudah dicobakan di Jawa Timur.

Akhirnya, saya ingin menyarakan kepada pihak kementerian pertanian, yaitu:

1. inventarisasi petani riil yang ada di Indonesia.

2. Program pemetaan wilayah komoditi pertanian di Indonesia.

3. Siapkan bangunan lumbung padi di daerah produksi padi utama di Indonesia.

4. Program pemanfaatan lahan tidur di daerah dengan menanam cabai, bawang merah, bawang putih untuk mengantisipasi kenaikan harga jelang hari raya keagamaan.

.5. Petani Indonesia yang berhasil di dorong menjadi anggota legislatif sehingga suara petani di perjuangkan.

Niscaya pertanian Indonesia akan maju pesat dan berhasil mencapai cita-cita sebagai lumbung pangan dunia. Petani Indonesia maju dan sejahtera adalah harapan kita semua.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun