Keberhasilan ini bukan berarti kita harus berpuas diri, namun selalu menyadari bahwa tantangan pembangunan pertanian Indonesia masih cukup besar. Tantangan ini antara lain, kita masih memiliki keterbatasan lahan produktif, persoalan hama dan penyakit serta keterbatasan petani penggarap. Belum lagi tantangan soal cuaca ekstrim, kesemuanya sangat mempengaruhi hasil dan kualitas panen.
Saya anggap persoalan utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah aspek Sumber Daya Manusia.
Pembangunan pertanian membutuhkan manusia-manusia profesional yang akan berperan dalam kelembagaan mulai dari kementerian, dinas terkait, pengusaha pertanian, kepakaran sampai ke petani di pedesaan. Perlu di perhatikan juga peran para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang urgen dalam mengajarkan inovasi teknologi baru kepada petani.Â
Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dipersiapkan sdm yang handal yang dapat mengoperasionalkan sistem digital kepada petani khususnya sehingga para petani tidak gaptek.Â
Bayangkan saja bila petani kita tidak dapat mengoperasikan drone penyemprot pestisida dan pupuk cair, traktor otomatis, transaksi pengadan barang dan jasa secara online. Ini memerlukan pelatihan dan peran PPL.
Barangkali semua ini memerlukan program kemitraan antara Kementerian Pertanian dengan Perindustrian, Ristek & Teknologi Pendidikan Tinggi, Kementerian Desa dan kementerian lainnya, termasuk dengan pihak swasta. Ada yang patut dibanggakan pula kemitraan antara Kementerian Pertanian dengan Perindustrian yaitu pembuatan drone karya anak bangsa yang sudah dicobakan di Jawa Timur.
Akhirnya, saya ingin menyarakan kepada pihak kementerian pertanian, yaitu:
1. inventarisasi petani riil yang ada di Indonesia.
2. Program pemetaan wilayah komoditi pertanian di Indonesia.
3. Siapkan bangunan lumbung padi di daerah produksi padi utama di Indonesia.
4. Program pemanfaatan lahan tidur di daerah dengan menanam cabai, bawang merah, bawang putih untuk mengantisipasi kenaikan harga jelang hari raya keagamaan.