Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Money

Paket Ekonomi Pemerintah Dimata Saya

13 September 2015   18:58 Diperbarui: 13 September 2015   19:22 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan rincian Paket Kebijakan Tahap I September 2015, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9) petang(sumber:setkab.go.id)

Sebagai kompasianer yang juga termasuk salah seorang warga negara yang hidup dan tinggal di bumi Indonesia ikut terpanggil menanggapi kebijakan paket ekonomi pemerintah ini. Seperti yang diinformasikan media masa bahwa kebijakan pemerintah melalui presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan kebijakan ekonomi tahap I pada rabu 9 September 2015 di istana negara Jakarta.Isinya menyangkut kebijakan pemerintah berupa deregulasi ekonomi dimana ada 98 regulasi yang dikenai demi mengatasi gerakan progresif perekonomian Amerika Serikat yang sangat mempengaruhi perekonomian negara kita.

Ada juga kebijakan bagi pengusaha yang merencanakan investasi diatas 1 Trilyun diberikan keringanan pajak yang dinilai  akan menguntungan pebisnis dan pemodal asing. Ada juga pihak yang menganggap pesimis dengan kebijakan ini dan dinilai hanya bagus diatas kertas. Ada juga yang menilai kebijakan ini tidak menyentuh aktivitas petani sebagai pelaku ekonomi pedesaan atau dengan kata lain kebijakan yang tidak pro rakyat.

"Presiden menyebutkan ada 3 (tiga) langkah dalam Paket Kebijaka tersebut, yaitu: 1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha; 2. Mempercepat proyek strategis nasional  dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional; dan 3. Meningkatkan investasi di sektor properti"(setkab.go.id).

Pada dasarnya kebijakan ekonomi ini menjadi langkah awal penting dan strategis dalam upaya menyelamatkan perekonomian nasional dari persoalan krisis ekonomi yang melanda kita.

Saya termasuk orang yang optimis menilai langkah yang ditempuh pemerintah itu memiliki peran yang urgen dalam mengatasi gejolak perekonomian di negara kita.

Sejatinya, pemerintah hendaknya giat melaksanakan sosialisasi dengan melibatkan para pakar ekonomi di Indonesia. Masyarakat perlu pencerahan dan mampu membedakan pengaturan perekonomian suatu negara yang cenderung bertumpu pada ilmu ekonomi makro yang dibedakan dengan penerapan ilmu ekonomi mikro. Kebijakan paket ekonomi negara yang diluncurkan pemerintah itu merupakan bagian dari persoalan ekonomi makro seperti investasi, tabungan dan perpajakan yang membutuhkan aturan main yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter internasional. Sementara pengelolaan bisnis ekonomi secara mikro bagaimana mengaplikasikan ilmu ilmu ekonomi mikro antara lain permintaan dan penawaran barang dan jasa pada konsumen, persoalan biaya produksi dan keuntungan usaha.

Persoalan yang muncul selanjutnya menyangkut apakah sistem ekonomi yang akan diterapkan di negara kita. Sesuai dengan filosofi dasar kita Pancasila dan UUD 45 maka sistem yang dianut kita seharusnya menjalankan sistem demokrasi ekonomi yang berdasarkan gotong royong. Apakah masih cocok sistem ini diterapkan di negara kita yang cenderung sudah dipengaruhi oleh sistem kapitalisme dan individualistis. Bagaimana sistem demokrasi ekonomi akan bertarung dengan sistem kapitalis dalam era globalisasi ekonomi dunia yang cenderung mengarah ke sistem pasar bebas?

Bagaimana sistem demokrasi ekonomi yang berjiwa gotong royong yang cocok dikembangkan melalui gerakan koperasi di Indonesia ditumbuhkembangkan saat ini ditengah tengah kondisi ketidakpercayaan pelaku bisnis terhadap para pengelola koperasi?

Mungkinkah kita membutuhkan suatu komitmen nasional untuk konsekwen dengan penerapan ekonomi berdasarkan sistem demokrasi ekonomi yang bertumpu pada filosofi  Pancasila dan UUD 45?  Mungkinkah kita menggali dan menemukan nilai nilai budaya penguatan ekonomi sesuai dengan warisan nilai nilai ekonomi kerakyatan yang telah ditanamkan para tokoh pejuang dan mampu memfilter sistem ekonomi asing yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat dalam hati sebagian besar masyarakat kita?

Mungkin juga ada forum nasional yang akan merumuskan gebrakan perekonomian nasional sehingga akan ditemukan konsep terbaik perpaduan sistem ekonomi Indonesia dengan sistem asing yang cocok diterapkan di Indonesia?

Seandainya kita masih tetap bertahan dengan sistem ekonomi percampuran yang tidak terkendali dan di dominasi sistem asing yang diterapkan di Indonesia, maka kita akan tetap ketinggalan dan tetap mengekor terus di belakang perekonoian negara negara maju. Contohnya nilai kurs mata uang yang akan semakin jauh tertinggal dan apakah kita tidak memiliki kemampuan memperkuat posisi sehingga gapnya lebih diperkecil?

Saya optimis kita mampu mengatasi perekonomi negara ini apabila kita memiliki komitmen yang kuat dan bersatu padu menghilangkan dominasi peenjajahan ekonomi modern di negara kita. Kita belum menemukan kunci utamanya yang masih tersimpan. Dasar utama pemikiran ini adalah sesuatu negara akan maju perkembangan ekonominya bila negara itu memiliki kekuatan filosofi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya. Lihatlah negara negara maju, mereka mengalami kemajuan ekonomi dengan mengembangkan filosofi yang ada pada masyarakatnya.

Bangsa Indonesia memiliki filosofi Pancasila dengan jiwa dan semangat gotong royong, kerja keras, disiplin diri, belajar ipteks dan tetap memiliki semaangat persatuan dan kesatuan maka niscaya kita akan jadi bangsa yang kuat dan mandiri dalam perekonomian nasional dan dunia. Selain nilai filosofi ini kita memiliki nilai ekonomi berupa sumber daya alam yang kaya dan melimpah, sumberdaya manusia yang cukup besar namun belum diberdayakan.

Selain itu, kita masih menjadi negara yang dikenal sebagai lahan bisnis pemasaran produk berbagai barang dan jasa luar negeri dan belum diimbangi dengan bagaimana memproduksi barang dan jasa yang sesungguhnya tersedia dan ada di sekitar kita.

Apa kabar para pakar ekonomi kita yang hanya banyak diam dan bersikap masa bodoh melihat kondisi perekonomian yang semakin terpuruk. Dimana rasa kepedulian dan untuk apa dan siapakah ilmu ekonomi yang anda pelajari susah payah di negeri asing? Saatnya anda abdikan itu demi bangsa tercinta. Bikinlah gebrakan seminar nasional dan bahaslah dan temukan kunci ekonomi yang masih terpendam itu..

Menurut saya, paket kebijakan ekonomi tahap I itu perlu diatur agar dalam penerapannya di daerah akan tidak berbenturan dengan kebijakan birokratisasi di daerah. Perlu ada kegiatan sosialisasi yang kontinyu sehingga aplikasinya berjalan dengan lancar demi kemajuan perekonomian di segala sektor.

Salam Kompasiana.

Manado, 13 September 2015.

Sumber:http://setkab.go.id/inilah-pokok-pokok-paket-kebijakan-ekonomi-tahap-i-september-2015/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun