Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Identitas Diri

2 September 2015   09:55 Diperbarui: 2 September 2015   09:55 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi(sumber: dok-pri)

Mencermati perkembangan kehidupan saat ini melalui informasi berbagai media massa cetak dan elektronik terkesan dominasi permasalahan ekonomi global dan nasional menjadi berita aktual dan titik perhatian orang. Krisis ekonomi yang melanda dunia, melemahnya rupiah dari mata uang asing agaknya sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat di negara negara sedang berkembang seperti Indonesia.

Betapa dasyatnya pengaruh kurs mata uang ini terhadap aktivitas bisnis dunia dan nasional sehingga muncul berbagai opini dan pendapat para ahli ekonomi. Persoalan ini bagai badai atau banjir besar melanda kota. Menimbilkan kekacauan dan kepanikan pebisnis nasional termasuk pengusaha nasional terpaksa melaksanakan PHK bagi karyawan dan buruh. Ini salah satu penyebab sehingga buruh Indonesia melaksanakan aksi demo di Jakarta.

Berbicara tentang buruh yang menggugat dan berdemo maka ini menjadi masalah kemanusian. Buruh adalah bagian integral manusia Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah, swasta agar dapat hidup layak dan dapat bekerja dalam menghidupi keluarganya.

Pengantar tulisan diatas bermaksud mengemukakan bahwa persoalan persoalan ekonomi menjadi perhatian orang dibandingkan persoalan sosial. Dunia ini seakan akan terpaku dan terhipnotis dengan faham kapitalisme daripada sosialisme. Opini masyarakat internasional seakan akan diarahkan selalu ke hal hal yang berhubungan dengan modal materi berupa barang dan uang. Kadang masalah nilai nilai sosial terlupakan dan terabaikan.

Apakah nilai nilai sosial yang telah lama tumbuh berkembang di Indonesia harus pupus dan rela tergilas oleh faham kapitalisme yang mengarah ke faham liberalisme? Apakah nilai nilai jiwa Pancasila dalam hati manusia Indonesia dengan semangat gotong royong, tolong menolong, saling membantu dan menopang itu harus menyerah begitu saja dengan kuatnya arus globalisasi ekonomi dunia dengan mengutamakan nilai materi dari faham kapitalisme itu?

Ini yang perlu kita renungkan bersama dan mencari jalan keluar atau solusi terbaik, apakah yang harus kita lakukan mengatasi gelombang kuat arus tersebut?

Kuncinya kita perlu kembali belajar dari jiwa dan semangat para pejuang kemerdekaan bangsa kita. Perjuangan melawan musuh penjajahan moderen dengan peralatan canggihnya.

Caranya? Kembali kita mencari dan menemukan kunci utama yaitu Identitas diri asli dan sejati bangsa kita.

Apakah kita masih memiliki semangat juang yang tinggi dan tetap memiliki rasa persatuan dan kesatuan diantara kita?

Apakah diantara kita masih menyimpan perasaan membenci diantara kita dengan kita?

Apakah kita memiliki program pembangunan yang mengarah ke kesejahteraan rakyat banyak atau hanya berjuang demi kepentingan pribadi dan kelompok?

Apakah kita menyadari sepenuhnya identitas diri kita sebangai bangsa Indonesia ataukah kita sudah dipengaruhi oleh sifat individualis?

Untuk menjawabnya kita perlu kembangkan teori teori sosial kemasyarakat dan budaya bangsa kita. Melalui teori teori ini kita akan bersemangat mengembangkan ciri khas asli jati diri bangsa. Adanya 45 butir pedoman Pancasila dapat dijadikan acuan kita. Kembangkan terus ilmu-ilmu sosial budaya bangsa dan menyaring teori teori asing yang cocok dengan faham budaya kita.

Saya menganggap bahwa teori ekonomi kerakyataan kita kalah bersaing dengan teori ekonomi monopolostik dari barat. Ini memerlukan kajian dan perjuangan para ahli bangsa kita.

Ilmu antropologi yang mengajarkan teori teori perkembangan penyebaran manusia dimuka bumi ini agak kurang diminati para pemuda kita. Padahal ilmu ini akan mengungkap siapakah kita dan dari mana asal usul leluhur kita dan bagaimana budaya kehidupan manusia jaman purba hingga kini menghasilkan karya budaya dan teknologi canggih.

Pada hakekatnya, melalui ipteks kita dapat mengenal siapakah kita, jati diri kita dan dari sini kita akan menemukan cara ampuh bagaimana mengatasi derasnya, dasyatnya arus ekonomi dunia global yang hanya memfokus pada soal materi dan mengabaikan nilai nilai manusia yang sebenarnya lebih utama.

Ayo kita cari dan temukan jati diri kita bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun