Â
Â
Â
ilustrasi (sumber:dok-pri)
Pertanyaan ini mugkin masih menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh kita di bumi nusantara. Pertanyaan ini masih dipertanyakan kepada setiap insan yang hidup di Indonesia. Pertanyaan ini masih relevan dengan kondisi dan keberadaan bangsa dalam era membangun saat ini. Pertanyaan ditujukan kepada siapapun yang sempat membaca artikel ini.
Masih adakah cinta dihatimu?
Saya angkat tulisan berbentuk pertanyaan ini sebagai refleksi peristiwa yang menimpa bangsa di bumi Papua. Tragedi Tolikara yang kini menjadi sorotan publik menjadi salah contoh dan menimbulkan pertanyaan: Masih adakah cinta?
Seandainya dalam diri kita masih memiliki cinta khususnya mereka yang ada di Tolikara, Wamena, Papua maka peristiwa seperti itu tak akan terjadi. Perasaan yang diliputi emosi yang tak terkendali akan menerbangkan rasa cinta itu dari hati dan pikiran kita. Dimanakah pengendalian diri kita? Apakah dengan melampiaskan emosi ini maka semua akan merubah situasi sesuai dengan yang diinginkan? Apakah dengan melakukan tindakan pelampiasan emosi ini kita akan merasa puas dan tidak ada penyesalan dalam hati dan pikuran kita?
Saya percaya persoalan yang terjadi disana perlu di telusuri secara cermat oleh pihak aparat dan pihak pelaku yang terkait dengan peristiwa ini. Serahkan saja persoalan ini kepada pihak yang berkepentingan dan kita cukup menunggu hasil akhirnya saja. Harapan kita semoga secepatnya persoalan ditemukan solusi agar tidak berkepanjangan dan mempengaruhi berkembangnya emosi yang tidak terkendali dari pihak di luar daerah.
Jadikanlah peristiwa Tolikara sebagai peristiwa pembelajaran bagi daerah lainnya bahwa apa yang terjadi menyisakan rasa sedih bagi setiap insan di tanah air. Karena kita semua adalah satu bangsa, satu tanah air yaitu bangsa Indonesia.
Hendaknya kita menghindari hal-hal yang membuat luka di hati antara kita dengan kita sebagai rakyat yang menganut Bhineka Tunggal Ika. Kita memang memiliki beranekaragam perbedaan namun kita punya satu tujuan yaitu menuju masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuan ini kita harus memiliki rasa persatuan dan kesatuan dan kita harus memiliki rasa CINTA yang kuat diantara kita. Kita harus menciptakan kerukunan diantara kita karena dengan kerukunan ini kita dapat melaksanakan berbagai pembangunan. Tanpa kerukunan kita tidak akan dapat membangun. Dasar kerukunan antara kita dengan kita adalah CINTA. Cinta adalah kekuatan yang harus ada dalam diri kita baik pikiran dan hati sehingga dengan cinta itu kita bekerja..bekerja...bekerja demi diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan bangsa kita.
Nah, semoga rasa CINTA ini masih ada dalam diri kita dan dapat dijadilan kekuatan dalam ikut serta berpartisipasi dalam segala aspek pembangunan. Dengan masih adanya cinta ini maka anggaplah pertanyaan diatas: Masih adakah cinta? itu tidak berlaaku lagi. Ayolah mari kita galakkan lagi semboyan: AKU CINTA INDONESIA!!!
Salam Kompasiana.
Manado, 20 Juli 2015.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H