Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Ringan Soal Kerusuhan

20 Juni 2015   19:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

foto kerusuhan (sumber: kompas.com)

Peristiwa kerusuhan dapat terjadi dimanapun dan itu akan berdampak negatif bagi masyarakat yang mengalaminya.  Kita pasti ingat soal kerusuhan yang terjadi di Maluku, Maluku Utara dan Poso. Simpulannya masyarakat yang jadi korban dan peristiwa itu akan membekas serta meninggalkan trauma yang menyakitkan hati, Tidak sedikit korban jiwa dan harta benda. Semuanya sia-sia belaka. Olehnya, masyarakat harus segera mengantisipasi setiap gejala yang muncul dan peka untuk terciptanya kerusuhan.

Tulisan ini bermaksud untuk mengingatkan kita semua agar selalu mewaspadai kondisi terciptanya kerusuhan dimana pun kita berada. Jangan kita menyesal kemudian karena kita tidak mampu mengendalikan diri dan emosi kita daan terpaancing untuk menciptakan suasana kerusuhan ini.

Setiap peristiwa kerusuhan tidak akan menghasilkan yang bermanfaat bagi kita. Justru akan menyusahkan kita dan semua masyarakat di sekitar kita.

Sebagai masyarakat kita harus tetap waspada dan siaga terhadap upaya pihak lain yang tidak menginginkan kita hidup dalam suasana kekeluargaan dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang besar dan utuh dalam bingkai NKRI. Mewaspadai provokasi politik pemecah belah seperti devide et impera.

Apalagi kita hidup di kawasan yang memiliki prospek masa depan di era globalisasi ekonomi dunia. Kawasan Timur Indonesia merupakan kawasan masa depan yang terletak di bibir Pasifik. Ke depan kawasan ini menjadi ajang lalu lalang kapal luar negeri yang akan mengangkut sumber daya alam dan komoditas bahan kebutuhan industri negara-negara maju. Kawasan bibir Pasifik akan menjadi ramai dengan transaksi perdagangan internasional terutama komoditas export bahan baku non migas yang tersedia di kawasan Indonesia bagian Timur.

Saya melihat sesuatu hal yang diduga mengakibatkan terjadinya kerusuhan di daerah Maluku dan Maluku Utara pada waktu lalu. Kerusuhan disana mampu membuat msyarakat keluar meninggalkan daerah rusuh dan hanya orang tertentu saja yang berani menetap disana. Kedua daerah ini memiliki potensi dan prospek sebagai pusat pangkalan militer AL dan AU. Kawasan yang punya laut dalam dimana dapat dioperasionalkan kapal selam dan disana ada peninggalan lapangan udara jaman pendudukan Jepang berpotensi jadi pusat armada pesawat tempur.

Kondisi ini yang perlu diperhatikan pemerintah pusat dan diperjuangkan oleh DPD-RI agar dapat merancang program kerja jangka panjang rencana pembangunan kedua pusat pangkalan tersebut diatas. Selain itu, karena kawasan ini terdiri dari daerah kepulauan maka pembangunan dermaga dan pelabuhan laut menjadi prioritas pembangunan di sana.

Catatan yang tetap menjadi sesuatu yang berkesan bahwa dimasa terjadinya kerusuhan seorang Irjen Depdagri di tugaskan menjabat Gubernur Maluku lalu ke Maluku Utara untuk meredam agar kerusuhan tidak akan berkembang. Drs. Sinyo H Sarundayang mendapatkan tugas berat dan mulia itu dan berhasil menetralisir situasi bersama dukungan semua pihak masyarakat di kedua daerah ini. Sesudah itu, beliau dipercayakan dan dipilih menjadi Gubernur Sulawesi Utara. Mungkin ini sesuatu hal yang langkah dan tercatat dalam sejarah pribadi maupun nasional, seorang figur yang pernah menjabat 3 provinsi di KTI.

Sekedar catatan soal isu yang berkembang dahulu dimana rencana kerusuhan di kawasan ini menggunakan sandi ATM, maksudnya sasaran target kerusuhan adalah Ambon, Ternate dan Manado. Kenapa tidak terjadi di Manado? Saya sendiri tidak tau mengapa, hanya saja daerah Manado memiliki kekuatan akar budaya yang dikembangkan dalam filosofi "Torang Samua Basudara" artinya Kita Semua Adalah Bersaudara. Ditunjang dengan filosofi DR Sam Ratulangi dengan Si Tou Timou Tumou Tou yang artinya Manusia itu hidup untuk menghidupkan manusia. Selain itu, sejak dahulu kala telah tercipta kehidupan yang rukun dan damai di daerah ini yang selalu dijaga dan dilestarikan sampai saat ini. Rasa kekeluargaan dan rasa persatuan dan kesatuan tetap dilestarikan oleh semua pihak. Sehingga seperti ada tangan tangan yang tidak kelihatan yang selalu menjaga dan melindungi daerah ini dari upaya pihak yang ingin merusak tatanan yang sudah tercipta selama ini.

Melalui catatan singkat, ringan dan sederhana ini ayolah mari kita tetap mewaspadai dan menjaga kehidupan yang rukun dan damai diantara kita semua. Suasana ini sangat kita perlukan dalam kehiidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita senantiasa waspada dan siaga setiap ada gejala terciptanya hal hal yang akan merusak rasa persaudaraan dan kerukunan ini. Dengan sikap dan komitmen bersama ini niscaya kerusuhan itu akan menjauh dan terhindarkan terjadi di daerah bumi nyiur melambai.

Salam Damai. Salam Kompasiana.

Manado, 20 Juni 2015.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun