Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Meredakan Dendam Kesumat yang Membelenggu, Ada Baiknya Kita Belajar Budaya Memaafkan ala Rakyat Vietnam

7 Maret 2021   17:44 Diperbarui: 7 Maret 2021   19:36 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kami diminta untuk memaafkan" kata Pak Djung.

"Bapak dan ibu bisa rasakan sendiri kami sangat wellcom dengan orang asing termasuk kepada warga Amerika yang mau berkunjung ke Vietnam" ia menambahkan.

Kata-kata Pak Djung tentu bukan isapan jempol, suasana keamaman yang kondusif mendorong investasi asing terutama dari Korea, Jepang, Taiwan deras mengalir ke Vietnam. Industri-industri besar banyak dibangun di Vietnam. Begitu juga sarana insprastruktur dan akomodasi banyak dibangun. Vietnam telah menjadi negara padat modal. Hotel berbintang dan apartement mewah kini mulai menjamur di Vietnam. Gedung pencakar langit pun seperti berlomba saling meninggi. Saat ini Vietnam menduduki salah satu negara yang terpesat pertumbuhan ekonominya.

"Kami negeri sosialis, tetapi yang tampak dalam praktek sehari-hari sudah sangat kapitalis. Untuk menghancurkan komunisme sepertinya tidak harus diperangi secara fisik, jaman akan menggilasnya. Saat ini saja paham sosialis atau komunisme di seluruh penjuru dunia sudah runtuh." kata Pak Djung lagi.

Aku ingin belajar dari bangsa Vietnam, bangsa yang memaafkan. Kadang memaafkan orang yang telah melukai itu jauh lebih perih dari luka itu sendiri. Tetapi, harus disadari bahwa tak ada yang paling membebaskan daripada saat memutuskan untuk memaafkan.

Terima kasih Pak Djung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun