Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Menilai Buku Hanya dari Covernya

26 November 2019   09:19 Diperbarui: 26 November 2019   09:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cucuku satu." katanya sambil mengacungkan telunjuknya memulai obrolan.

Ia bercerita bagaimana ia jatuh bangun merintis usahanya sampai akhirnya ia bisa mengembangkan "usaha kecil" bidang kontruksi yang digeluti saat ini dengan 12 karyawan. Dari kisah hidupnya aku memahami bahwa kalau secara ekonomi ia sudah hidup mapan. Istri dan keempat anaknya tinggal di Tasik, sementara ia bekerja di Bekasi. Aku takjub dengan kisah hidupnya. Sayang aku tak sempat bertanya tentang Toyota Fortuner tua warna perak yang dibawanya. Persepsi aku tentang Fortuner itu mendua jadinya. Pertama, mungkin ia sudah mapan sejak lama sehingga sanggup membeli Toyoto type bergengsi sosial tinggi itu sudah sejak lama. Kedua, mungkin baru saja ia mampu membeli mobil itu dari tangan kedua, ketiga atau keberapa. Tetapi bagaimana pun tetap saja bergengsi, karena beli baru maupun seken tidak semua orang sanggup untuk membelinya.

Di pintu kamar rawat inap aku berpisah dengan Wawan sehabis menengok istri Maslani yang dirawat di RS Mitra Plumbon. Ia merangkulku di depan Maslani, kemudian membisikan sesuatu. Aku mengangguk. Kutatap wajahnya sekali lagi sebelum ngeloyor pergi meninggalkan rumah sakit. Piyama kumalnya masih dipakai sejak bertemu pagi tadi sehabis subuh begitu juga sweeter abu-abunya.

Aku berdoa, mudah-mudahan bisa bertemu lagi dengannya di lain waktu untuk mengobrol lebih dalam. Ibarat membaca buku aku ingin membukanya lembar demi lembar agar bisa memahami lebih dalam bukan menilai hanya dari covernya.

Matahari sudah mau tenggelam aku menuntun Adena menaiki bus. Kembali ke Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun