Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan yang Mencair

25 November 2019   20:40 Diperbarui: 26 November 2019   05:55 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hahaha... semua tertawa dan mencairlah segalanya.

Suasana semakin cair ketika berkumpul di kediaman Sukardi sambil menikmati sarapan pagi nasi lengko, kue poci dan blengep. Baru kali ini reuni dihadiri lebih dari separuh anggota. Lingkungan rumah yang rindang dengan banyaknya pepohonan membuat udara panas seperti tak terasa. Foto-foto yang dibuat smartphone dari hampir seluruh peserta tak henti mengalir ke group WA. Wajah-wajah ceria terpancar dari seluruh peserta. Usia harapan hidup kami saat itu sepertinya semakin baik, paling tidak telah bertambah tujuh hari.

img-20191126-wa0007-5ddc5be9d541df2655631d53.jpg
img-20191126-wa0007-5ddc5be9d541df2655631d53.jpg
Kegembiraan yang membuncah membuat terik matahari yang panas menyengat tak dirasakan lagi ketika menjelang siang rombongan menuju hutan mangrove di Pantai Karangsong. Setelah bosan berfoto kami duduk-duduk mengobrol di Gazebo di pinggir pantai. Tak kalah asyik kelakar masa kuliah seperti terungkap kembali tak terkecuali kelakuan dosen-dosen pada jamannya. Kelakuan masa kuliah seperti film yang diputar mundur. Gelak tawa tak henti berderai membuat sakit otot perut.

"Di kampus saya berhadapan dengan mahasiswa, dosen muda dan profesor senior. Saya berkomunikasi dengan cara berbeda untuk semuanya demi menjaga imej. Tetapi hari ini....ambyar!  Hahaha....!" seru Wiwin yang dosen dan doktor ahli peternakan itu.

Kami semua ketawa.

Lain lagi dengan Roni Umaran. Ia merasa menjadi orang yang gagal dalam berkarir. Sebelum kemudian memutuskan untuk bergabung dalam kegiatan reuni kemarin, ia merasa tak pantas untuk berkumpul dengan orang-orang sukses. Tetapi setelah betul-betul bergabung dalam kegiatan reuni kemarin ia merasakan bahwa kebersamaan itu membuat semuanya lumer. Ia merasa bersyukur bisa bergabung dan merasa terinspirasi dan optimis menjalani hidup.

Sukses dan gagal itu relatif, tergantung dari sisi mana kita memandang. Bila dipandang dari sisi positif sebenarnya tak ada orang gagal karena sebenarnya segala sesuatu bisa dipandang sebagai karunia yang membawa berkah.

Menjelang tengah hari rombongan melanjutkan perjalanan ke Cirebon, ke rumah Toto Sunanto. Beberapa tak bisa bergabung di Cirebon karena ada kesibukan lain. Tidak lama di rumah Toto, setelah makan siang, shalat dah foto bersama di studio CirebonTV kami melanjutkan wisata belanja dan cuci mata di Pusat Batik Trusmi.

Rencana semula sehabis belanja di sentra batik Trusmi maka reuni akan berakhir di situ. Selanjutnya kami akan kembali ke Bandung dan Jakarta. Tetapi, karena istri Maslani sakit dan dirawat di RS -ini yang membuat Maslani tak bisa  ikut reuni padahal sebelumnya ia yang menggagas reuni di Indramayu dan Cirebon, kami menyempatkan untuk menengok di RS Mitra Plumbon.

Akhirnya ketika hari mulai gelap kami meninggalkan Cirebon dengan berbagai kenangan manis yang tak akan terlupakan. Aktivitas dua hari bagi kami yang tak muda lagi yang melelahkan terbayar tunai dengan kebersamaan yang menyenangkan. Saluran komunikasi antar kawan yang selama ini tersumbat karena kesibukan masing-masih kemarin mencair dan lancar. Persahabatan adalah kekayaan bersama yang harus tetap dijaga kadarnya agar tetap mencair.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun