Mohon tunggu...
johanes jonaz
johanes jonaz Mohon Tunggu... -

just an ordinary traveller

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Sebelum Bisma Tewas

27 Februari 2013   02:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:38 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak semula Srikandi sudah menaruh hati pada Arjuna, bahkan jauh sebelum sayembara itu diumumkan. Sayembara itu hanya kedok untuk mendapatkan perhatian lelaki lemah lembut pujaan hatinya itu. Bukan soalan yang sulit untuk mengalahkan Larasati dalam adu panah, Srikandi sengaja membelokkan anak panahnya sedikit ke kanan agar anak panahnya melenceng beberapa depa, luput dari sasaran. Itu hanya kedok. Cintanya pada raja hatinya sudah pasti. Seperti pagi yang melahirkan sang surya di garis ufuk, sepasti itulah cintanya pada Arjuna.

Malam itu Srikandi tidak melewatkan sedetikpun waktu bersama kekasihnya. Jangankan untuk mejamkan mata melepas lelah, untuk mengedipkan mata pun dia enggan. Dia menatap wajah suaminya, mengusapnya pelan dan menciumnya berulang ulang lalu membalut luka suaminya dengan minyak boreh, penuh kehati-hatian. Dia tidak mau suaminya kesakitan.

Srikandi tidak tahu, mengapa malam itu cintanya pada Arjuna menggeliat berlipat kali ganda mengalahkan remuk redam raganya. Seharusnya malam ini dia harus bersemedi, menenangkan diri dan berkonsentrasi untuk mematikan segala rasa sungkan dan pekewuh karena esok dia akan berhadapan dengan Resi Bisma, orang yang paling dihormatinya.

Rupanya roh Dewi Amba sudah meyusup, menyebarkan rasa cinta yang luar biasa. Esok, Dewii Amba, kekasih Bisma, akan bertemu dengan pujaan hatinya melalui tangan Srikandi. Tidak di dunia ini, tetapi di kahyangan. Cinta Amba yang meluap pada Bisma dan kegembiraannya untuk menyongsong kekasihnya merasuki Srikandi. Cinta yang ada di dada Srikandi semakin berkobar, seperti kobaran perang yang akan dihadapinya, esok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun