Greenpeace adalah organisasi kampanye lingkungan internasional yang independen, tidak menerima donasi dari lembaga pemerintah, perusahaan, atau partai politik dari/ di negara manapun. Greenpeace hanya menerima donasi dari individu individu yang percaya akan misi dan tujuan Greenpeace sebagai suara bagi kepentingan Bumi ini.
Jika benar demikian, alasan tidak dilakukannya kampanye perusakan hutan Papua oleh freeport karena kurangnya dana bisa dimaklumi. Tapi setelah saya mengetahui dana operasional LSM kaya ini mencapai milyaran rupiah, hati saya bertanya apa mungkin individu-individu yang hanya menyumbang 100-200 riibu tiap bulan bisa mencapai milyaran? Dan terbukti bahwa dana Greenpeace tidak murni dari individu seperti saya, ketika saya baca di Kompas online bahwa menurut situs resmi Greenpeace Belanda, LSM itu memperoleh sumbangan uang judi Postcode Lottery pada 2010 dan 2012 masing-masing sebesar 2.250.000 poundsterling atau sekitar Rp 33 miliar. Satu kecurangan dan pembohongan pada donatur-donator individual seperti saya bukan?
Alasan kedua : kurang SDM? Dengan dana milyaran, jika mau Greenpeace bisa mempekerjakan aktifis-aktifis yang mumpuni untuk memulai kampanye. Tidak masuk akal jika alasan kekurangan SDM dipakai untuk tidak segera melakukan kampanye untuk Hutan Papua.
Alasan ketiga : Tanggung jawab utama adalah pemerintah Indonesia. Memang benar, tapi sebagai LSM yang peduli lingkungan bukan berarti Greenpeace tidak bisa melakukan apa-apa. Jika dengan grup SInar Mas, greenpeace bisa menghasilkan moratorium pembukaan hutan baru. Kenapa dengan Freeport, satu kampanye pun tidak dilakukan?
Saatnya bergerilya membuka mata calon donatur. Saya akan tetap mengkritisi Greenpeace sampai kapan pun. Hentikan kebohongan ini. Saya yakin ada konspirasi besar antara Greenpeace dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H