Biasanya kekatolikan Indonesia dikenal identik dengan koor atau paduan suara. Ada adagium Latin terkenal dari masa abad pertengahan oleh St. Agustinus. Adagium ini selalu lekat di telinga umat Katolik. Agustinus menulis demikian "Qui Bene Cantat Bis Orat" terjemahan bebasnya "Siapa bernyanyi Baik Berdoa dua kali"
Itulah sebabnya koor hari Minggu tidak sekedar soal nyanyian. Ada berbagai cerita menarik seputar Koor atau paduan suara ini. Di kawasan Timur, petugas liturgi hari Minggu akan dibacakan dua minggu atau seminggu sebelum tugas. Lain lagi jika menyangkut hari raya besar gereja seperti natal dan Paskah. Petugas liturgi terutama koor akan diinformasikan sebulan sebelumnya bahkan dua bulan sebelumnya.
Koor selalu berkaitan erat dengan fungsi majenerial, kepekaan, pengetahuan yang Menubuh dan tentu saja intuisi transendental.
Ketua Kelompok Umat Basis (KUB) akan menyerahkan tugas koor kepada seksi liturgi. Di gereja Katolik fungsi seksi liturgi mengambil peran dan porsi paling besar. Hal ini karena Liturgi adalah inti dari seluruh pergerakan gereja. Nafas sekaligus tujuan gereja.
Cerita menarik tentu saja tentang malam-malam latihan koor. Sebagai KUB baru, KUB kami Maria Ratu Damai belum genap dua tahun berdiri, tentu saja bukan hal yang mudah mencari pelatih dan pemusik sekaligus.
Tugas seksi liturgi ibarat jenderal lapangan, memastikan siapa pelatih koor, mencari lagu, memperbanyak teks, berkoordinasi dengan ketua dan wakil KUB soal lokasi latihan, mencari pemusik, umat yang menanggung persembahan dan memastikan semua lancar hingga puncak acara bernyanyi.
Lagu-lagu dan kekuatan kelompok paduan suara akan mengontrol suasana perayaan Ekaristi atau misa. Seksi liturgi yang jeli akan memilih lagu yang disesuaikan dengan bacaan hari Minggu. Artinya pengetahuan tentang liturgi mesti baik, karena lagu-lagu koor akan membantu umat mengingat pesan misa saat sesi pembacaan firman Tuhan dalam Liturgi sabda.
Syukurnya, di Timur, vibes pesta menjadi modal pengetahuan dasar tentang kontrol suasana.
Di Tenda-tenda pesta bangunan pengetahuan tentang siapa mengontrol apa, di waktu mana dan bagaimana sudah tertanam dengan baik.
Ibu-ibu menyiapkan makanan sambil berbagi pengetahuan yang dibalut dengan sedikit gosip, bapak-bapak menyiapkan tenda pesta secara serius namun diselingi jokes-jokes segar, dan anak-anak akan lalu lalang mengamati segala sesuatu yang dibuat orang tua mereka sambil bermain tentu saja.