Tepat pukul 10.15, kami memasuki kawasan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lapas yang diperuntukan bagi para lelaki dewasa ini terlihat lenggang. Beberapa petugas dengan ramah menerima kami. Setelah menyampaikan maksud kedatangan lalu menunggu beberapa saat akhirnya kami dipertemukan dengan Kepala Lapas.
Badarudin namanya. Lelaki berperawakan tegap namun ramah ini menerima kami di ruang kerjanya pagi itu, Kamis, 31 Maret 2022.
Beberapa dari kami baru pertama kali menginjakkan kaki di kawasan Lapas. Awal pertemuan menjadi cukup canggung. Pak Badarudin kemudian mencairkan suasana ketika mengetahui maksud kedatangan kami, para dosen kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Program Studi (Prodi) Pendidikan Penyuluh Agama (PPA).
Pak Badarudin dalam pertemuan itu menuturkan tentang sejumlah kebijakan dalam masa kepemimpinannya untuk menangani warga binaan di Lapas. Fokus utama penanganan tidak datang dari internal Lapas semata. Ia menyadari peran serta stekholder lain seperti masyarakat umum dan juga perguruan tinggi yang mempunyai sumbangan positif bagi Lapas.
Pada intinya kebijakan soal konsep keseimbangan penanganan warga binaan di Lapas tidak berkutat pada hal-hal spiritual dan mental, ada pula kecakapan hidup. Konsep menghindari kejenuhan dalam penggunaan metode menjadi kunci utama. "Tidak semua tawaran kerja sama disetujui, saya selalu menyeleksi terlebih dahulu agar tepat sasar, sekaligus menghindari suasana jenuh warga binaan" tutur pria kelahiran 1970 ini.
Baginya akan sangat menjenuhkan apabila selama sepekan atau beberapa pekan hanya diisi oleh hal-hal tertentu misalnya unsur keagamaan dalam kaitan dengan nilai spiritual, atau pendampingan mental maupun kecakapan hidup. Ketiganya penting tapi perlu diatur secara baik. "Kami bahkan menentukan sehari dalam sepekan untuk acara rekreasi bersama" tutupnya
Seluruh Informasi yang kami terima pagi itu menjadi dasar penyusunan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi PPA di Lapas ini. Selain itu juga kedatangan Prodi PPA kampus IAKN di Lapas II Kupang, secara khusus untuk membangun kerja sama dalam rangka menjalankan salah satu dari tiga matra perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.
Pada akhir pertemuan pak Burhanudin langsung mempertemukan kami dengan salah seorang stafnya. "lebih jelas lagi bapak dan ibu akan mendapat data lengkapnya dari pak Maxi, beliau juga akan mengantar untuk melihat isi Lapas ini"
Kebutuhan Akan Konselor di Lapas