Mohon tunggu...
Lewat Cerita
Lewat Cerita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Membahas mengenai berita ekonomi dan politik dunia Lewat Cerita

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Singapura: Bagaimana Negara Miskin yang Kecil Menjadi Negara Kaya

9 Juni 2024   12:07 Diperbarui: 12 Juni 2024   11:05 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara Singapura yang ada di telinga kita pasti merupakan negara maju, bersih, rapi, dan mewah. Secara ekonomi, Singapura juga sangat maju dengan PDB per kapita mencapai USD82.808 dan menempati peringkat ke-6 di dunia.

Infrastruktur yang ada di Singapura juga tidak kalah baiknya. Mereka memiliki bandara terbaik di dunia tahun 2023 versi Travel and Leasure, yaitu Changi Airport. Singapura juga tidak mempunyai lingkungan kumuh satu pun karena 80% warganya tinggal di public housing. Karena ini lah, Singapura menjadi negara paling layak huni di Asia.

Dengan kemajuan-kemajuan ini, masyarakat Singapura memiliki kualitas dan standar hidup yang baik. Human Development Index singapura menempati urutan ke-9 terbaik di dunia dengan indeks sebesar 0,949. Hal ini di topang dengan sistem kesehatan dan pendidikan yang baik. Saking baiknya sistem kesehatan yang dimiliki Singapura, mereka bahkan menerima rata-rata 500.000 kunjungan wisatawan medis per tahun, sejak tahun 2012.

Branding Singapura yang sampai ke telinga kita saat ini merupakan perjuangan panjang yang penuh keajaiban. Bila melihat singapura 60 tahun yang lalu, kita tidak akan mengira bahwa pulau kecil yang penuh keterbatasan ini memiliki potensi untuk menjadi negara maju. Bahkan setelah merdeka, Inggris menyarankan agar Singapura bergabung ke dalam Federasi Malaysia karena Singapura banyak bergantung pada Malaysia.

Namun, hanya berselang dua tahun, tepatnya pada tahun 1965, Singapura berpisah dengan Malaysia. Penduduk Singapura yang 60% nya merupakan keturunan Chinese tidak dapat berasimilasi atau membaur dengan orang melayu. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem sosial dan politik yang mendiskriminasi orang Chinese.

wealthmorning.com
wealthmorning.com

            Setelah berpisah dengan Malaysia, Singapura harus menghadapi masalahnya sendiri. Negaranya saat itu masih miskin. Penduduknya hanya berjumlah 1,6 juta orang sehingga mereka tidak bisa mengandalkan konsumsi dalam negerinya karena pasar mereka terlalu kecil. Ditambah lagi, 70% penduduknya hidup dalam kemiskinan dan 2/3 warganya tinggal di lingkungan kumuh. Penduduk-penduduknya juga memiliki sanitasi yang buruk karena suplai air bersih yang kurang memadai.

            Singapura juga tidak memiliki daratan yang luas. Selain itu, mereka tidak memiliki sumber daya alam sehingga tidak ada kekayaan yang dapat dijual kepada bangsa asing.

            Hambatan itu lah yang dihadapi perdana menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew. Bayangkan jika Anda menjadi perdana menteri pertama Singapura dan menghadapi kondisi yang seperti ini. Apa keunggulan yang akan Anda maksimalkan dari potensi yang dimiliki oleh Singapura? Dan bagaimana Anda dapat memaksimalkannya?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun