Terlihat dalam laporan arus kas perusahaan, kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi masih minus hingga Rp600 miliar (lingkaran merah atas). Hal ini menyebabkan porsi utang perusahaan selalu meningkat untuk menutupi kekurangan kasnya. Sebenarnya ini bisa dimengerti karena perusahaan perlu menyetok persediaan untuk dijual. Namun, yang menjadi pertanyaan saya adalah, mengapa perusahaan masih membagikan dividen di saat kondisi kas yang belum bisa stabil? Silahkan Anda sendiri yang menilai apakah HRTA ini merupakan saham yang menarik untuk dikoleksi?
Saat ini perusahaan berada di harga Rp400 per lembar saham dengan rasio PER sebesar 5,29 dan rasio PBV sebesar 0,95. Sejujurnya, saya saat ini masih memegang HRTA yang saya beli di harga 208 sejak tahun 2022 lalu karena saya menilai perusahaan ini masih dapat berkembang dengan track record yang baik. Namun porsi utang tetap menjadi risiko utama yang patut dipertimbangkan untuk membeli perusahaan ini.