Momentum yang tepat bagi ASEAN
Pandemic menyebabkan pariwisata di berbagai negara sama-sama mengalami reset dari nol. Seiring dengan meredanya pandemic Covid-19, negara-negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown-nya dan berlomba-lomba untuk membangkitkan kembali sektor pariwisatanya. Ini adalah saat yang tepat bagi pariwisata ASEAN untuk menunjukan taringnya di mata dunia.
Pariwisata ASEAN memang bukan yang terbesar di dunia, tetapi recovery-nya sangat cepat. Dalam ASEAN Tourism Forum 2023 yang berlangsung di Yogyakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa kunjungan wisatawan internasional di negara ASEAN pada tahun 2022 melonjak hingga 1.706%. Selain itu, tingkat hunian hotel juga meningkat sebesar 16% dibandingkan dengan tahun 2021.
Pemulihan pariwisata yang cepat ini juga menjadi momen yang tepat untuk berkembangnya QRIS Cross Border, mengingat potensi terbesar penggunaan QRIS lintas negara adalah saat berwisata ke luar negeri.
Momentum ini juga didukung dengan fakta bahwa wisatawan negara-negara ASEAN sering mengunjungi satu sama lain. Data dari ASEAN Statistical Yearbook 2022 menunjukan bahwa kunjungan wisatawan asing Intra-ASEAN pada tahun 2019 mencapai 51,7 juta wisatawan, atau setara dengan 35,99% kunjungan wisatawan internasional di negara-negara ASEAN.
Pemulihan pariwisata dan dominasi kunjungan wisatawan Intra-ASEAN akan membuat perkembangan penggunaan QRIS Cross Border di negara-negara ASEAN semakin cepat. Pelaku usaha kreatif dan UMKM akan terbantu dengan berkembangnya teknologi metode pembayaran ini.
Saat semua negara ASEAN sudah menggunakan QRIS Cross Border dengan volume transaksi yang besar, maka akan berdampak positif terhadap perekonomian negara-negara di kawasan ASEAN. QRIS Cross Border juga akan menjadi ciri khas tersendiri bagi ASEAN di mata dunia untuk bersaing dengan pariwisata global.
Namun, angan-angan ini tentunya masih sangat jauh. Volume transaksi QRIS Cross Border saat ini belum dapat dikatakan layak untuk menjadi sebuah gebrakan besar. Wajar saja karena QRIS Cross Border merupakan hal yang baru dan masih perlu disosialisasikan lagi untuk membangun awareness masyarakat.
Untuk mendukung sosialisasi, perlu adanya branding bersama yang menggambarkan QRIS Cross Border ASEAN. Hal ini diperlukan karena penyebutan QRIS Cross Border yang terlalu panjang dan perbedaan nama penyebutan di setiap negara. Sistem QRIS asal Thailand bernama MyPromptQR dan sistem QRIS asal Malaysia bernama DuitNow QR.
Perlu adanya kesamaan panggilan untuk menyebut QR Cross Border ASEAN yang menggambarkan bahwa "ini adalah QR Cross Border bersama milik ASEAN". Kesamaan ini akan mempermudah sosialisasi QRIS Cross Border kepada masyarakat diberbagai negara ASEAN kedepannya.
Makna QRIS Cross Border