Menetap di Lembang adalah kebahagiaan tersendiri bagi ayah, namun usaha untuk mempunyai anak sepertinya gagal total. Ayah sempat stres dan depresi, sayangnya ayah melampiaskan depresinya kepada perempuan lain. Tanpa sepengetahuan ibu, ayah melakukan nikah cerai dengan banyak perempuan, perempuan yang punya anak itulah nanti yang akan dijadikan istri oleh Ayah. Tidak disangka-sangka setelah beberapa tahun kemudan ibu hamil anak pertama, sementara disisi lain isteri ayah yang kedua juga hamil anak yang pertama dalam tahun yang bersamaan dan kelahiran anak pun juga pada tahun yang sama (1969).
Seiring perjalanan waktu akhirnya ibu mengetahui kalau Ayah telah menikah dan sudah punya dua anak dengan istri lain, namun saat itu ibu sudah dikaruniai 3 orang anak, namanya Anwar (1969), Imas (1972), dan Halimatus (1977).
Saat anak-anak mulai tumbuh besar, Ayah mengajak Ibu dan istri keduanya pulang dan menetap di Kalimantan, Ayah memilih pulang ke Kalimantan karena biaya pendidikan di Bandung saat itu begitu tinggi, sehingga Ayah memprediksikan 10 atau 20 tahun kedepan Ayah tidak akan mampu menyekolahkan anak-anaknya. Namun, isteri kedua ayah menolak untuk mengikuti suami dan akan membesarkan anak sendiri. Sedangkan ibu memilih ikut demi masa depan anak-anak, dan akhirnya Ibu diantar ke Kalimantan sementara Ayah setiap tiga bulan bahkan satu tahun sekali baru pulang sambil menunggu masa pensiun, selama tinggal di Kalimantan inilah ibu mengandung anak keempat, yang ternyata anak ke empat itu merupakan anak bungsu dari pasangan ayah dan ibu, anak itu adalah aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H