Pengendalian berarti pengurangan penyakit yang parah, bukan kasus-kasus yang asimtomatik atau ringan. Karena sangat efektif dalam mencegah penyakit parah dari Covid-19 yang menjadikan SARS-CoV-2 sebagai ancaman global, maka vaksin-vaksin tersebut bisa berfungsi sebagai sarana pengendalian.
Antibodi-antibodi yang dihasilkan oleh vaksin-vaksin secara alami akan berkurang, tetapi vaksin-vaksin itu memicu pembentukan sel B yang diturunkan ke bank memori kita, dan sel B memori ini menghasilkan antibodi-antibodi penetralisasi tingkat tinggi jika ada virus lagi, bahkan dalam bentuk variannya.Â
Sel B memori ini bertahan lama. Sebuah kajian Nature pada  2008 menemukan bahwa orang-orang yang selamat dari pandemi flu 1918 mampu menghasilkan antibodi-antibodi ketika terkena strain influenza yang sama 9 dekade kemudian.Â
Sel T yang juga dimasukkan ke dalam memori sel, yang dihasilkan oleh vaksin-vaksin melindungi kita dari penyakit parah dan tidak terpengaruh oleh varian-varian virus.
Lalu, seperti apakah bentuk endemi Covid-19 itu? Jika kita bisa mengurangi sirkulasi virus dan mengurangi kemampuannya untuk menyebabkan penyakit parah melalui vaksinasi yang meluas, dunia akan bisa kembali normal. Wabah penyakit parah akan terjadi di antara populasi yang tidak mau divaksinasi, seperti yang kita lihat dengan campak dan pertusis, tetapi mandat-mandat bisa membantu meningkatkan laju vaksinasi.
Ketika sirkulasi virus berkurang dengan meningkatnya imunitas, Covid-19 akan menjadi seperti virus-virus pernapasan lain yang telah berhasil kita kendalikan.Â
Orang-orang yang tiba di rumahsakit akan diuji untuk berbagai infeksi, termasuk influenza, Covid-19, virus pernapasan sinksisial (respiratory syncytial virus), terutama pada anak-anak, dan patogen-patogen bakteri, dan menyesuaikan perawatan dengan agen penginfeksi.Â
Gejala pernapasan sedang Covid-19 dalam pengaturan rawat jalan bisa diobati dengan antibodi monoklonal atau antivirus rawat jalan (sedang dikembangkan), dan gejala ringan (seperti pilek biasa lainnya) tidak memerlukan pengobatan.
Beban penyakit yang bersedia diterima suatu negara akan bergantung pada prioritasnya: Denmark menghapus semua pembatasan pada tingkat vaksinasi 74% dan kasus rendah pada 10 September 2021, Norwegia pada 25 September dengan tingkat vaksinasi 67%.Â
Banyak negara bagian AS memiliki beban rawat inap yang tidak semestinya selama gelombang Delta, meskipun California tetap memberlakukan pembatasan ketika tingkat rawat inap rendah dan tingkat vaksinasi tinggi. Kita harus menerima bahwa penyakit yang tidak bisa disembuhkan itu bersifat endemik. Beban penyakit yang rendah harus mempercepat transisi menuju normal.
Meskipun SARS-CoV-2 terbukti tidak bisa diprediksi, tidak ada virus dalam sejarah yang terus ber-evolusi menjadi patogenisitas yang lebih tinggi.Â