Hidup berkelanjutan terkadang terasa seperti labirin informasi yang rumit. Mari kita permudah dengan melihat 7 mitos tentang keberlanjutan (sustainability).
1. Pembelian Barang Premium dan Mewah Tidak Berkelanjutan
Banyak orang tidak menganggap barang mewah sebagai pembelian berkelanjutan. Mungkin ada persepsi bahwa merek mewah memprioritaskan keflamboyanan ketimbang etika atau nilai-nilai lingkungan. Atau mungkin orang-orang merasa bahwa barang-barang mewah tidak akan banyak berguna, sehingga sangat cepat menjadi barang-barang dekoratif yang mahal.
Akan tetapi, membeli barang yang akan bertahan selama beberapa generasi sebenarnya sangat berkelanjutan. Ini merupakan kebalikan dari mentalitas pakai-dan-buang yang begitu sering kita lihat.
Jika kita memikirkan nilai jangka panjang, kebahagiaan, dan makna dari produk yang kita  beli sebelum kita terburu-buru untuk membelinya, dunia dan lingkungan akan menjadi lebih baik.
2. Penyeimbangan Karbon adalah Cara yang Bagus untuk Memerangi Pemanasan Global
Istilah seperti "netralitas karbon" dan "karbon netto nol" telah berkembang dalam penggunaan selama beberapa tahun terakhir. Itu terjadi ketika emisi yang Anda buat seimbang dengan emisi ekivalen yang diabsorpsi.
Salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui penyeimbangan karbon, yang biasanya melibatkan pendanaan atau kontribusi untuk proyek-proyek energi terbarukan, atau penanaman pohon untuk mengabsorpsi Karbon dioksida (CO2).
Namun, salah satu masalahnya adalah bahwa hal itu tidak mengatasi akar masalah perlunya mengurangi emisi yang dibuat pada tingkat pertama. Keberlanjutan sejati berarti proaktif dan membuat perbedaan dengan memperhatikan limbah dan emisi kita dan menemukan cara untuk mengurangi jejak Karbon (Carbon footprint) kita. Begitulah cara kita memerangi pemanasan global.
3. Keberlanjutan Terlalu Mahal
Harga memainkan peranan penting dalam konsumsi kita. Tentu saja, membeli produk yang berkelanjutan dan menjalani gaya hidup yang berkelanjutan memiliki biaya di muka yang sedikit lebih tinggi, karena memproduksi produk-produk ramah lingkungan yang berkualitas biasanya lebih mahal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!