Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bertindak Impulsif atau Intuitif?

19 September 2021   09:58 Diperbarui: 19 September 2021   10:03 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pada akhirnya, hanya tiga hal yang penting. Seberapa baik kita hidup, seberapa baik kita mencintai, dan seberapa baik kita telah belajar untuk melepas pergi." - Jack Kornfield.

Pernahkah Anda tiba-tiba memiliki keinginan yang luar biasa untuk pergi ke minimarket terdekat untuk mendapatkan permen? Apakah Anda pernah mengikuti dorongan untuk melakukan sesuatu yang baik untuk seseorang yang belum Anda kenal? Apakah Anda terkadang mendapati diri Anda mengatakan sesuatu dalam kemarahan yang kemudian Anda sesali?

Impuls adalah sebuah keputusan yang dibuat tanpa berpikir, yang biasanya didorong oleh respons emosional terhadap sebuah pemicu eksternal yang jelas: menghabiskan sebungkus kripik kentang, entah milik siapa, yang tergeletak di atas meja, terkagum-kagum pada seseorang yang belum Anda kenal, mengklik "beli sekarang" sebagai respons terhadap sebuah iklan menggoda yang muncul di layar HP Anda, ini adalah contoh bertindak berdasarkan impuls atau dorongan hati, bukan intuisi.

Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 36-37.
Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 36-37.

Kearifan batin Anda tidak membimbing Anda untuk makan lebih banyak junk food, membeli lebih banyak fashion cepat atau mengumpat orang yang mengambil tempat parkir Anda. Itu tidak berarti bahwa bertindak impulsif selalu merupakan hal yang buruk. Terkadang, dorongan kita menuntun kita untuk melakukan hal-hal yang luar biasa, tetapi itu bisa menjadi sedikit "kena atau meleset" sehingga sangat layak untuk diperhatikan, apakah Anda akan melaksanakan dorongan itu melalui pemikiran rasional atau intuisi Anda terlebih dahulu.

Perbedaan Intuisi dan Impuls
Intuisi dan impuls sering membingungkan, tetapi ada perbedaan halus yang bisa Anda pelajari untuk dipahami.

Intuisi adalah pengetahuan batin yang tidak memerlukan pemikiran sadar. Intuisi tidak memiliki urgensi yang mencirikan impuls dan tidak didorong oleh emosi atau keinginan. Intuisi adalah sebuah kearifan yang tenang dan kokoh yang muncul ketika kita melakukan penyesuaian dengan diri kita sendiri. Intuisi adalah guru batin Anda.

Sampai belakangan ini, tidak banyak yang diketahui tentang intuisi. Bagi banyak orang, apa yang tidak bisa dilihat, terbukti dan didokumentasikan secara ilmiah, mereka berhentikan.

Sains tentang Intuisi
Ketika Anda melihat sebuah tumbuhan tiba-tiba muncul melalui sebuah celah di trotoar, tampaknya tumbuhan itu tidak berpenopang, tetapi itu hanya karena Anda tidak melihat jaringan akar dan nutrisi yang luas menyebar di bawah celah itu. Bahkan celah kecil bisa membukakan banyak sumberdaya.

Intuisi kita, seperti tumbuhan itu, tampaknya tidak berpenopang dan oleh karena itu tidak bisa diandalkan karena kita tidak bisa melihat bahwa akarnya yang kuat memasuki pikiran bawah sadar kita yang luas dan cerdas, yang memberikan akses ke pengalaman dan kearifan seumur hidup yang tidak mungkin disimpan dalam pikiran sadar kita. Penelitian mengsiyaratkan bahwa otak kita pada dasarnya adalah mesin prediksi.

Pikiran bawah sadar adalah sebuah superkomputer, yang bisa mengakses jumlah total pengalaman individu dan genetik kita dalam sekejap, membandingkannya dengan informasi sensorik yang masuk dan membuat perhitungan cepat tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sebagai perbandingan, proses pemikiran sadar, yang kita sadari secara sadar, jauh lebih rumit. Profesor Hodgkins, pemimpin sebuah proyek penelitian tentang intuisi di Universitas Leeds mengatakan, "Orang biasanya mengalami intuisi yang sebenarnya ketika mereka berada di bawah tekanan waktu yang berat atau dalam situasi kelebihan informasi atau bahaya akut, di mana analisis situasi secara sadar mungkin sulit atau tidak mungkin dilakukan."

Salah satu contoh adalah seorang pembalap Formula One yang mengerem mendadak saat mendekati sebuah tikungan tajam. Dia tidak bisa menjelaskan tindakannya, tetapi itu membuatnya menghindari sebuah tabrakan dan menyelamatkan hidupnya.

Pembalap itu tidak bisa menjelaskan mengapa dia merasa harus berhenti, tetapi dorongan itu jauh lebih kuat daripada keinginannya untuk memenangkan perlombaan. Dia lalu mengikuti analisis forensik oleh seorang psikolog setelah kejadian itu, di mana dia diperlihatkan sebuah video untuk menghidupkan kembali peristiwa tersebut secara mental.

Melihat ke belakang, dia menyadari bahwa kerumunan, yang biasanya akan menyemangatinya, tidak melihat dia datang ke tikungan tetapi melihat ke arah lain dengan cara yang statis dan beku. Itu isyaratnya. Dia tidak secara sadar melakukan pemrosesan, tetapi dia tahu ada sesuatu yang salah dan berhenti tepat waktu.

Pikiran sadar maupun bawah sadar sangat penting bagi pemikiran manusia. Kedua gaya tersebut saling melengkapi dan bekerja dengan baik ketika kita belajar untuk menggunakannya bersama-sama. Bahkan ketika sains sedang bergiat meneliti tentang intuisi, sudah waktunya kita memanfaatkan hubungan ini dengan kearifan kita yang lebih dalam.

Ketuk Intuisi Anda
1. Buat Ruang untuk Intuisi
Cara terbaik untuk mengakses intuisi Anda adalah dengan membuat ruang untuk intuisi itu. Pikiran kita sering berteriak-teriak dan sibuk dengan pemikiran dan mungkin sulit untuk mengenali komunikasi halus intuisi di antara kebisingan. Menyisihkan waktu untuk latihan meditasi teratur akan membantu Anda menenangkan pikiran dan mengenali cara sistem bimbingan batin Anda berkomunikasi dengan Anda.

2. Belajar Mengenali Tutor Batin Anda Sendiri
Intuisi bisa datang dalam banyak penyamaran sensorik. Anda mungkin mendapatkan sensasi fisik, gambaran visual, respons emosional yang tidak bisa dijelaskan, suara, firasat, indera mengetahui yang mendalam, atau bahkan citarasa yang khas.
Pikirkan waktu ketika Anda membuat sebuah keputusan yang baik yang tidak bisa Anda jelaskan. Cobalah untuk mengingatnya sedetail mungkin. Apakah ada perasaan atau indera bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan? Jika Anda belajar mengenalinya, Anda akan lebih cepat memperhatikannya lain kali.

3. Kenali Emosi Anda dan Pengaruhnya
Ketakutan dan ketidakamanan kita sering kali bisa mengaburkan wawasan kita, jadi penting untuk mengenali beban emosional apa pun yang Anda miliki di sekitar keputusan yang ingin Anda buat. Jujurlah pada diri sendiri tentang ketakutan dan keraguan Anda, jika terbuka, ketakutan dan keraguan itu tidak akan menyamar sebagai intuisi.

Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 40-41.
Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 40-41.
4. Gunakan Waktu Anda
Intuisi menyukai saat-saat tenang, ruang terbuka, memandang ke luar jendela, berjalan-jalan di alam, dan spasi tidur sebentar antara tidur dan terjaga. Temukan waktu yang jauh dari distraksi untuk terhubungkan dengan pengetahuan batin itu.

Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 40-41.
Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 40-41.
5. Manfaat Kreativitas Anda
Menjadi kreatif dengan aktivitas sederhana seperti menggambar, membuat kolase, dan membuat jurnal aliran kesadaran bisa menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran sadar Anda dan mengakses kearifan intuitif Anda.

Coba ajukan pertanyaan sebelum Anda mulai, lalu lepas pergi ketika Anda membiarkan diri Anda memasuki aliran kreativitas yang bebas.

Kepustakaan
1. Dolan, Kerry, Impulse Versus Intuisi, Planet Mindful, May - June 2021, hlm. 36-41.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 19 September 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun