Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Hidup dengan Self-Care Berkelanjutan

10 September 2021   21:07 Diperbarui: 19 September 2021   23:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Mindful, October 2021, hlm. 42.

Rejimen perawatan diri tidak terlihat seperti senarai resolusi Tahun Baru. Kebanyakan dari rejimen itu bahkan tidak usah disimpan. Hanya karena Anda menuliskan senarai hal-hal yang Anda tahu harus menjadi landasan "rencana perawatan diri" Anda, tidak berarti Anda tiba-tiba memberlakukan semuanya tanpa gagal sejak saat itu.

Menindaklanjuti sangat sulit. Ada hari-hari Anda tidak mencari dukungan atau berolahraga; hari-hari ketika Anda memakan makanan dan meminum minuman yang Anda tahu bisa meningkatkan inflamasi. Anda tidak harus selalu membuat batasan-batasan yang sehat dengan orang lain.

Mungkin Anda sering mengambil lebih dari yang seharusnya. Rasa bersalah bisa timbul jika Anda masih menyenangkan orang lain dalam rangka memperkuat harga diri. Namun, akhirnya, dengan tidak menyalahkan diri sendiri atas pelanggaran ini dan dengan memberi diri Anda izin untuk memulai sesuatu yang baru setiap hari, ditambah dengan menempatkan komponen yang paling penting dari semuanya, community of care (komunitas perawatan), Anda akan mampu mengembangkan sebuah ritme perawatan diri.

Melalui "coba-coba" ini, Anda bisa belajar bahwa, agar berkelanjutan, rencana perawatan diri harus cukup lemah lembut untuk bisa berhasil. Rencana perawatan diri harus bertahap dan terdiri dari banyak hal kecil.

Perawatan diri mungkin dimulai sebagai serangkaian janji yang kita buat untuk diri kita sendiri, tetapi untuk mewujudkannya, kita perlu menemukan sebuah ritme yang bisa kita jalani. Seperti sebuah ritme musik, ritme perawatan diri adalah sebuah pola tindakan yang teratur dan berulang yang membantu mempertahankan lagu kehidupan kita. Artinya, ritme ini terintegrasikan ke dalam dan mendukung apa pun yang sudah kita lakukan setiap hari.

Ritme bukan sebuah disrupsi, sebaliknya, ritmen meningkatkan hidup kita. Sebenarnya ada 4 ritme perawatan diri yang bisa kita fokuskan: harian, mingguan, musiman, dan tahunan. Memasuki sebuah alur perawatan diri yang baru pada awalnya tidak mudah.

Seperti kebanyakan orang, Anda mungkin mengalami kesulitan dalam membuat dan menjaga keseimbangan di antara pekerjaan, kehidupan sosial, keluarga, dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Setiap malam dan pada akhir pekan, Anda mungkin membawa pulang pekerjaan kantor, entah itu pekerjaan yang berhubungan dengan tugas (misalnya pekerjaan administratif atau menjawab email) atau pekerjaan emosional (menanggung beban komunitas).

Tentu saja, kadang-kadang Anda tidak bisa sepenuhnya berhenti membawa pulang pekerjaan ke rumah (siapa yang bisa?), tetapi Anda perlu membuat pemisahan yang lebih formal antara pekerjaan dan ruang pribadi Anda.

Salah satu cara yang membantu Anda menciptakan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik adalah dengan mengidentifikasi "ruang lumpur" dalam hidup Anda. Sama seperti pintu masuk rumah, kembangkan ritual-ritual atau praktik-praktik transisi formal yang memungkinkan Anda untuk beralih dari diri publik Anda ke diri pribadi.

Seiring waktu, praktik-praktik mikro ini menjadi kebiasaan sehat yang berkontribusi pada perawatan diri Anda secara keseluruhan. Misalnya, dalam perjalanan pulang, Anda berlatih mengemudi dengan penuh kesadaran (mindful driving) dalam keheningan alih-alih menerima panggilan telepon atau mendengarkan radio.

Ilustrasi. Sumber: Mindful, October 2021, hlm. 43.
Ilustrasi. Sumber: Mindful, October 2021, hlm. 43.

Segera setelah pulang kerja, Anda bisa berjalan-jalan di sekitar blok, dengan anjing dan tanpa telepon Anda! Setelah tiba di suatu tempat, Anda duduk di dalam mobil yang diparkir selama beberapa saat dan meluangkan waktu untuk melakukan latihan pernapasan cepat, kemudian menetapkan niat sebelum bergegas kembali ke rumah dan membantu anak Anda mengerjakan PR.

Hal-hal yang tampaknya kecil ini memungkinkan Anda untuk melepaskan stresor dari pekerjaan dan tampil lebih sepenuhnya dalam kehadiran di area lain dalam hidup Anda. 

Seperti sebuah ruang lumpur, hal-hal itu membantu Anda membersihkan lumpur kiasan dari sepatu Anda, sehingga Anda bisa pindah ke aktivitas berikutnya tanpa melacak kotoran emosional dari aktivitas Anda sebelumnya. Ini akan menjadi bagian integral dari praktik perawatan diri Anda sehari-hari.

Untuk mencapai ritme mingguan, Anda bisa menyeimbangkan aktivitas Anda di antara 4 area berbeda yang telah diidentifikasi: pekerjaan, keluarga dan hubungan, "me time,"dan tradisi budaya.

Setiap minggu, coba untuk menyadari tentang memastikan bahwa masing-masing area ini mendapatkan cukup waktu Anda dan bahwa semuanya seimbang dengan cara yang memberi Anda energi dan makanan.

Kemudian, lihat rentang waktu yang lebih lama dan mempertimbangkan setiap musim dan setiap tahun dan bertanya: Apakah Anda menyediakan semua kebutuhan secara teratur dan berkelanjutan? Ini membutuhkan pengawasan yang cermat dan penyesuaian yang konstan. Tidak setiap hari, minggu, musim, atau tahun sama, dan Anda tidak akan pernah menemukan keseimbangan yang sempurna atau formula yang bekerja sepanjang waktu.

Membuat Ruang untuk Perawatan Diri
Pertimbangkan ritme kehidupan sehari-hari Anda, apa yang akan memenuhi syarat sebagai ruang lumpur Anda? Ruang fisik atau jeda alami apa yang sudah ada yang memungkinkan Anda bertransisi secara lebih elegan dari satu tuntutan atau kewajiban ke tuntutan atau kewajiban lainnya?

Bagaimana dengan keseimbangan mingguan aktivitas Anda? Apakah beberapa bidang kehidupan Anda dikerumuni atau dikuasai oleh orang lain? Anda adalah arsitek hidup Anda, jadi bangunlah keseluruhan rumah kehidupan Anda dan ubah berbagai hal di sana-sini sehingga Anda bisa berfungsi sebaik mungkin. Saat Anda melakukan hal ini, mungkin Anda menyadari bahwa rumah kehidupan Anda bagus dan memuaskan untuk dihuni jika tidak terlalu berantakan, jika tidak terlalu kacau-balau.

Setiap rumah memiliki 1 atau 2 laci sampah, bersama dengan lemari lorong atau ruangan ke dalam mana kita mendorong barang-barang ketika tamu datang, untuk menyembunyikan keberantakan atau kekacauan itu.

Kita mungkin mengecoh tamu kita, tetapi keberantakan atau kekacauan tetap ada begitu mereka pergi, dan itu pasti tumpah meluah dan bertambah banyak.

Ruang lumpur itu seperti magnet bagi kekacauan, penuh dengan sepatu dan sepatu bot yang berserakan sembarangan, jas hujan dan mantel musim dingin, sarung tangan tunggal tanpa pasangan yang serasi, tas ransel berisi peralatan dan seragam, dan bahkan tas berisi barang-barang baru tetapi tidak terpakai yang, terlepas dari niat baik kita, masih menunggu untuk diretur ke toko bahkan setelah berbulan-bulan.

Masalah dengan adegan kacau ini adalah bahwa kekacauan akhirnya menjadi hambatan, batas fisik harfiah yang mencegah kita masuk atau keluar dari rumah kita. 

Sebelum meninggalkan rumah, kita membuang waktu mengais-ngais ladang ranjau ini untuk mencari sepatu atau sarung tangan "yang satu lagi."Apa yang bisa menghilangan kegilaan ini? Tentu saja sebuah kerja tim. Kita perlu menempuh pendekatan komunitas untuk tujuan umum perawatan diri.

Terlepas dari upaya dan rencana terbaik, menulis dan mengkategorisasi aktivitas perawatan diri, berfokus pada ruang lumpur dan membangun kebiasaan-kebiasaan yang lebih kecil, Anda mungkin masih secara konsisten gagal mencapai tujuan.

Anda tidak bisa mematuhi rencana perawatan diri jika Anda terus-menerus tersandung kekacauan Anda sendiri.

Catatan:
Semua ilustrasi dalam artikel asli berbahasa Inggris dibuat oleh Carole Henaff.

Kepustakaan
1. Tygielski, Shelly, How to Create a Self-Care Plan, Mindful, October 2021, hlm. 42-43, 45-46.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 10 September 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun