Untuk mengontrol konstruksi ruang-ruang tersebut, pendekatan kuantifikasi ketidakpastian bisa digunakan untuk mendefinisikan mekanisme pengambilan keputusan yang bisa  dipercaya yang secara proaktif menyesuaikan cara komponen-komponen berinteraksi. Apa konstruk-konstruk semantik yang memungkinkan komponen-komponen perangkat lunak untuk secara kolaboratif memecahkan masalah-masalah kuantifikasi ketidakpastian?
5. Evolusi Dinamis Aturan-aturan Swa-Organisasi
Aturan-aturan swa-organisasi bisa ditentukan sebelumnya pada waktu desain. Namun, dalam skenario tertentu, aturan-aturan itu mungkin tidak cukup untuk mencapai tujuan-tujuan sistem global.
Apakah mungkin untuk mendefinisikan teknik-teknik pembelajaran terdesentralisasi (misalnya, pembelajaran penguatan kolaboratif/multiagen) untuk aturan-aturan swa-organisasi yang berkembang secara dinamis tanpa campur tangan manusia?
6. Penalaran Evolusi
Model-model perangkat lunak swa-organisasi selalu berkembang saat runtime, sehingga menjadi perlu untuk mempertimbangkan dinamika.
Evolusi pemodelan dalam sistem-sistem swa-organisasi tradisional bisa dilakukan dengan menggunakan aljabar, logika temporal, atau jaringan Petri dari proses.
Apakah teknik-teknik ini cocok untuk alasan tentang perangkat lunak yang swa-evolusi? Jika tidak, teknik-teknik penalaran mana yang lebih tepat?
7. Semantik Perangkat Lunak dan Aturan Swa-Organisasi
Mendefinisikan aturan-aturan swa-organisasi generik untuk menyusun perangkat lunak secara autonom dalam domain IoT yang berbeda adalah sebuah tantangan.
Ini menimbulkan pertanyaan tentang aturan-aturan swa-organisasi apa yang paling cocok untuk model-model perangkat lunak IoT. Bisakah kita menanamkan aturan-aturan itu dalam semantik sebuah model komponen (universal)? Bisakah kita mengambil inspirasi dari sistem biologis swa-organisasi untuk menentukan model-model komponen yang terinspirasi secara biologis?
Kesimpulan
Meskipun impian untuk menghapus tugas-tugas yang dilakukan oleh para enjinir perangkat lunak masih jauh dari kenyataan, swa-organisasi menawarkan rute yang menggembirakan menuju sistem-sistem perangkat lunak generasi berikutnya di mana perangkat lunak tidak secara eksplisit diprogram tetapi muncul tanpa pengontrol sentral untuk memenuhi kebutuhan yang konteks tertentu saat runtime. Kelas abstraksi ini disebut sebagai model-model perangkat lunak swa-organisasi.
Kepustakaan
1. Arellanes, Damian, Self-Organizing Software Models for the Internet of Things, IEEE Systems, Man, and Cybernatics, Vol. 7, No. 3, July 2021, hlm. 4-9.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 7 September 2021