Perundungan adalah sebuah emosi yang disalurkan untuk secara sengaja menyakiti orang lain, entah secara fisik, verbal, atau psikologis. Internet menuangkan bahan bakar yang mengobarkan perundungan siber (cyberbullying) tanpa harus bertatap muka dan hanya semudah menggerakkan jari-jari tangan untuk mengetikkan konten berisi perundungan itu dan... berpotensi menjadi viral.
Ini kurang lebih serupa dengan penyebaran hoaks, mulut dan/atau jari-jari tangan bekerja tanpa diiringi dengan pemikiran yang lebih arif dan tanpa menghiraukan segala konsekuensi yang bisa ditimbulkan.
Perundungan bukan hanya dilakukan oleh orang yang lebih berkuasa, misalnya bos atau atasan toksik di kantor, tetapi juga oleh para teman maupun bawahan dengan kemasan yang berbeda. Kesamaannya adalah moralitas tidak lagi dijadikan pertimbangan, bandingkan dengan artikel saya: Moralitas? Bisa Ditawar-tawar atau Tidak?
Lihat saja perilaku orang yang kebablasan dalam, antara lain, artikel saya: Semakin Bablasnya si Meriam Lepas. Perundungan oleh orang gelap mata ini bahkan sudah tidak menghiraukan siapa yang menjadi korbannya, dan bahkan perundungannya sudah merupakan penistaan yang sangat tidak senonoh.
Dalam beberapa artikel saya tentang lingkungan kerja toksik, saya sudah membicarakan bagaimana menghadapi manusia toksik, bahkan seorang bos sekali pun, dengan membekali diri dengan JJC (Jujur, Jelas, Cepat) berlandaskan kompetensi, kejujuran dan menghargai sesama manusia: Mencapai Target Hidup: JJC Prasyaratnya.
Mengapa Orang Merundung?
Kita tidak usah membahas sampai sejauh perundungan fisik, perundungan verbal dan psikologis saja sudah bisa sangat menyakitkan korbannya.
Orang Medan punya ungkapan yang menunjukkan daya tahan yang sangat besar terhadap "sakit," tetapi ada yang lebih tidak tertahankan:
"Sakitnya tak seberapa, malunya ini........"
Orang yang merundung bisa dijabarkan menjadi 3 tipe:
1. Lebih berkuasa dan tidak bijak menghargai orang lain, apalagi bawahan.
2. Sesama teman.
3. Bawahan.
Dalam artikel ini saya akan mengulas tentang perundungan yang dilakukan oleh teman.
Akar munculnya perundungan oleh seseorang adalah kekosongan batin yang lalu dibandingkan dengan orang lain yang "pula lebih banyak" yang membuat si perundung merasa harus melakukan perimbangan dengan menjatuhkan si korban ke titik yang serendah-rendahnya atau semalu mungkin.