Infeksi kronis bisa menjelaskan mengapa varian Alfa, yang pertama kali terlihat di Inggris pada akhir 2020, muncul dengan banyak mutasi sekaligus.
Secara teori, Alfa bisa mengalami satu per satu perubahan sebelum tiba di negara itu, kata Andrew Rambaut dari Universitas Edinburgh, tetapi fakta bahwa sebagian besar genomnya menyerupai virus Inggris lainnya pada saat itu menunjukkan bahwa virus lokal mengalami  evolusi  yang diperpanjang pada satu pasien. "Saya masih cukup yakin bahwa infeksi kronis adalah penjelasan terbaik," kata Rambaut.
Perawatan COVID-19 bisa mempercepat evolusi virus pada pasien kronis. Pada bulan Juli 2020, para peneliti di Jerman menerbitkan data pada 6 pasien imun terkompromi yang diobati dengan antibodi monoklonal yang menargetkan SARS-CoV-2.
Pada 5 di antaranya, virus memperoleh E484K, mutasi yang diketahui membantunya menghindari sistem imun, dan virus muncul kembali pada 5 pasien tersebut.
Namun, bukti bahwa pasien kronis adalah sumber varian baru tidak langsung, Bloom memperingatkan. Orang yang tidak mengembangkan infeksi kronis tetapi membutuhkan waktu lebih lama dari rata-rata untuk membersihkan SARS-CoV-2 juga bisa menghasilkan dan menyebarkan mutan, kata Lythgoe, dan jumlahnya lebih banyak. "Apakah ini infeksi yang benar-benar mendorong evolusi virus akut seperti SARS-CoV-2? Ada pertanyaan yang sangat menarik di sana."
Kepustakaan
1. Kupferschmidt, Kai, Evolving Threat, Science, Vol. 373, Issue 6558, 27 August 2021, hlm. 847-848.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 3 September 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H