Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Update Pandemi: Ancaman yang Berevolusi, Bagian 2/3

3 September 2021   03:28 Diperbarui: 3 September 2021   03:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada "peta antigenik" yang diproduksi oleh Derek Smith, David Montefiori, dan kolega-kolega mereka, jarak antara 2 varian menunjukkan seberapa baik antibodi terhadap virus yang satu menetralisasi virus yang lain.

Tindakan Pengelakan
Sejak awal pandemi, para peneliti telah mengkhawatirkan tentang jenis ketiga dari perubahan virus, mungkin yang paling meresahkan adalah bahwa SARS-CoV-2 berevolusi untuk mengelakkan imunitas yang dipicu oleh infeksi atau vaksin alami.

Beberapa varian telah muncul dengan perubahan pada permukaan protein spike yang membuatnya kurang mudah dikenali oleh antibodi. Akan tetapi, walaupun berita tentang varian ini telah menyebabkan ketakutan yang meluas, sejauh ini dampaknya terbatas.

Derek Smith, seorang ahli biologi evolusioner di Universitas Cambridge, telah bekerja selama beberapa dekade untuk memvisualisasikan pengelakan imunitas pada virus influenza dalam apa yang disebut peta antigenik.

Semakin jauh jarak 2 varian pada peta Smith, semakin kurang baik antibodi terhadap 1 virus melindungi terhadap virus yang lain. Dalam pracetak yang baru-baru ini diterbitkan, kelompok Smith, bersama dengan kelompok David Montefiori di Universitas Duke, telah mengaplikasikan pendekatan untuk memetakan varian terpenting dari SARS-CoV-2 (lihat grafik judul).

Peta-peta baru menempatkan varian Alfa sangat dekat dengan virus Wuhan asli, yang berarti antibodi terhadap yang satu virus masih menetralkan virus yang lain.

Akan tetapi varian Delta telah melintas lebih jauh, meskipun tidak sepenuhnya mengelakkan imunitas. "Ini bukan pelarian imun seperti yang orang pikirkan tentang pelarian dalam istilah kartun," kata Katzourakis, "Tetapi varian Delta sedikit lebih mungkin menginfeksi orang yang divaksinasi lengkap daripada varian sebelumnya. Ini menunjukkan kemungkinan awal lintasan dan itulah yang membuat saya khawatir."

Varian-varian lain telah ber-evolusi pada jarak antigenik yang lebih jauh dari virus asli dibanding varian Delta. Varian Beta, yang pertama kali muncul di Afrika Selatan, telah melakukan perjalanan terjauh pada peta, meskipun imunitas alami atau yang imunitas diinduksi vaksin sebagian besar masih melindungi terhadap varian Beta itu.

Upaya varian Beta untuk melarikan diri memberikan dampak yang besar, karena varian Delta telah menjangkau seluruh dunia.

"Mungkin kasusnya adalah bahwa ketika berubah untuk mengelakkan imunitas, virus kehilangan aspek lain dari kebugarannya," kata Smith.

Peta antigenik menunjukkan bahwa untuk saat ini, virus tidak bergerak ke arah tertentu. Jika virus Wuhan yang asli seperti sebuah kota pada peta Smith, maka virusnya telah menggunakan keretaapi-keretaapi lokal untuk menjelajahi daerah sekitarnya, tetapi belum belum melakukan perjalanan ke kota lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun