Akan tetapi, oposisi ini adalah buatan: Sanitarian percaya bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh kondisi eksternal, namun kondisi tersebut juga memiliki efek yang berbeda pada tubuh yang bervariasi menurut jenis kelamin, ras, kelas, atau usia.
Ras adalah kategori utama analisis dalam 4 laporan besar statistik yang sangat berpengaruh (yang diterbitkan antara 1838 dan 1841) tentang kesehatan para pasukan di seluruh Kerajaan Inggris, dan statistik rasial digunakan untuk membenarkan penarikan pasukan berkulit putih dari lokasi berbahaya di Hindia Barat dan Afrika Barat dan menggantikan mereka dengan tentara keturunan Afrika.
Alih-alih menjadi orang luar, AS adalah bagian dari sebuah tren yang jauh lebih luas pada masa menuju rasialisasi dalam banyak bidang, termasuk kedokteran.
Lebih meyakinkan adalah bab tentang vaksinasi cacar selama Perang Saudara AS. Kehabisan meterial untuk melindungi pasukan mereka, tentara Konfederasi berusaha untuk menghasilkan persediaan mereka sendiri dengan memanen getah bening dari luka yang divaksinasi.
Menolak tubuh tentara yang lelah sebagai sumber getah bening itu, para dokter malah beralih ke anak-anak yang diperbudak, yang kemungkinan besar digunakan sebagai sumber utama vaksin penting dalam Perang Saudara di Selatan.
Di sini kita melihat tesis Downs dalam bentuknya yang paling mencolok, dengan tubuh  paling rentan yang digunakan untuk menghindari epidemi di antara mereka yang lebih berkuasa.
Para sejarawan kedokteran, ras, dan kolonialisme akan mempermasalahkan beberapa klaim yang dibuat dalam bab-bab Downs.
Namun, keseluruhan tesisnya penting, dan buku ini layak untuk dibaca, terutama sekarang. Hanya sedikit yang akan mempertanyakan kekuatan penyelamatan yang kemungkinan akan dimiliki epidemiologi di tahun-tahun mendatang. Namun, kita mau tak mau harus mengingat kontribusi dari mereka yang telah menjadi andalan pengetahuan kita.
Kepustakaan
1. Seth, Suman, The Unsung Players of Epidemiology, Science, Vol. 373, Issue 6558, 27 August 2021, hlm. 972.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 2 September 2021
Johan Japardi