Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jenis-jenis Peradangan (Inflamasi)

29 Agustus 2021   23:58 Diperbarui: 30 Agustus 2021   00:10 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Respons inflamasi. Diadaptasi dari: The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., hlm. 11.

1. Sel-sel di dekat lokasi cedera melepaskan sinyal kimia (histamin).
2. Kapiler melebar dengan adanya peningkatan aliran darah.
3. Migrasi sel darah putih yang mensekresi sitokin pro-inflamasi ke tempat cedera untuk mengkonsumsi bakteri.
4. Trombosit keluar dari kapiler untuk menutupi luka.

Dalam artikel pertama Seri Inflamasi, kita telah meninjau Sains tentang apa itu Inflamasi dan 5 Tanda Inflamasi Akut. Sekarang kita lanjutkan dengan Inflamasi Kronis yang terkait dengan perkembangan beberapa penyakit dan kondisi, dengan terlebih dulu meninjau apa itu respons inflamasi. Kita juga akan melibat perbedaan antara inflamasi akut dengan inflamasi kronis ini.


Respons Inflamasi

Inflamasi terjadi sebagai respons terhadap infeksi, cedera (serpihan di kulit, lihat gambar judul) atau racun berbahaya, yang melibatkan rangkaian peristiwa biokimia yang kompleks, yang meliputi pelepasan pembawa pesan kimiawi (misalnya histamin), pelebaran pembuluh darah, peningkatan aliran darah, dan pergerakan plasma dan sel imun (misalnya neutrofil) ke lokasi ancaman.

Inflamasi akut memiliki 5 tanda utama, lihat artikel saya: Sains tentang Peradangan (Inflamasi). Setelah ancaman telah dinetralisasi, respons inflamasi selesai dan fungsi normal dari jaringan sekitarnya bisa dilanjutkan kembali.

Peradangan Kronis: Ketika Segala Sesuatunya di Luar Kendali
Inflamasi bisa disamakan dengan api, berguna ketika kecil dan terkendali, tetapi berbahaya ketika tidak terkendali.

Setelah sistem imun menangani suatu masalah, inflamasi akan mereda, sehingga secara fisiologis keadaan bisa kembali normal. Namun, jika masalahnya tidak teratasi, api kecil yang membantu bisa menjadi kekuatan yang mengamuk dan merusak.

Ketika sistem imun terus mengipasi api inflamasi dalam upaya penyembuhan yang salah arah, itu bisa mendatangkan malapetaka. Inilah yang disebut dengan inflamasi kronis.

Inflamasi kronis bisa merusak DNA, meningkatkan penumpukan plak berbahaya dalam arteri dan mengganggu fungsi otak Anda.

Inflamasi kronis bisa merusak jaringan dan membuat parut internal, mendorong proses penyakit yang meningkatkan risiko Anda mengembangkan kondisi kesehatan kronis dan secara perlahan menurunkan kesehatan Anda.

Inflamasi kronis mendasari kondisi misalnya penyakit jantung, kanker dan stroke, kondisi yang merenggut jutaan nyawa setiap tahun. Inflamasi kronis juga merupakan kekuatan pendorong di balik sejumlah besar masalah kesehatan umum yang bisa berdampak serius pada kualitas hidup Anda, misalnya kelelahan, sakit kepala dan resistansi penurunan berat badan.

Anda tidak akan menemukan jawaban bagi inflamasi kronis dalam pil atau botol, dan meskipun obat-obatan bisa membantu mengurangi atau meringankan gejala, itu tidak akan mengatasi alasan awal inflamasi dimulai.

Jawaban untuk mengatasi atau mencegah inflamasi kronis terletak di tangan Anda, melalui perubahan positif yang bisa Anda lakukan pada cara Anda makan, bergerak dan hidup, untuk membantu Anda merasa lebih baik dan lebih cerah dan secara dramatis mengubah lintasan kesehatan Anda.

Apa yang bermula sebagai sarana untuk menjaga Anda tetap sehat dan melindungi Anda dari bahaya, secara paradoks menjadi sangat mengancam fondasi kesehatan Anda.

Inflamasi kronis terkait dengan perkembangan beberapa penyakit dan kondisi, antara lain:
- Alzheimer.
- Asma.
- Aterosklerosis.
- Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
- Autisme.
- Kondisi autoimun seperti tiroiditis Hashimoto dan artritis rematoid.
- Kanker.
- Sindrom kelelahan kronis.
- Demensia.
- Depresi.
- Endometriosis.
- Masalah kesuburan.
- Penyakit radang usus.
- Sindrom iritasi usus (IBS).
- Obesitas.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Masalah kulit seperti eksim, psoriasis dan jerawat.
- Stroke.
- Diabetes tipe 2

Inflamasi Akut vs Inflamasi Kronis. Diadaptasi dari: The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., hlm. 13.
Inflamasi Akut vs Inflamasi Kronis. Diadaptasi dari: The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., hlm. 13.
Inflamasi Akut vs Inflamasi Kronis
Setelah sistem imun Anda mengatasi ancaman, inflamasi akan selesai. Jika proses inflamasi gagal untuk mereda, inflamasi kronis bisa terjadi. Inflamasi kronis bisa meningkatkan risiko berkembangnya banyak penyakit dan mempercepat proses penuaan.

Kepustakaan
1. Davy, Anoushka, The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., Welbeck Publishing Group Limited, UK, 2021, hlm. 11-13.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 29 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun