Migrain diperkirakan mempengaruhi 1 miliar orang di seluruh dunia, dan itu bukan hanya sakit kepala yang sangat menyakitkan, tetapi lebih dari sekumpulan gejala melumpuhkan yang datang secara bergelombang.
Yang paling utama antara lain mual-mual dan sensitivitas terhadap cahaya dan bunyi. Sebuah serangan migrain tunggal bisa berlangsung selama beberapa hari. Sebagian migrain bersifat genetik.
Migrain 3 kali lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pada pria, dan Anda juga lebih mungkin mengalami migrain jika orangtua Anda mengalaminya.
Para ilmuwan dulu berpikir bahwa rasa sakit migrain sebenarnya berasal dari pelebaran pembuluh darah. Namun, baru-baru ini, mereka mengetahui bahwa migrain lebih dari itu: rasa sakitnya berasal dari peradangan susunan saraf di otak yang merasakan rasa sakit.
Karena banyak wilayah di otak dan beberapa neurotransmiter terlibat, maka ada pula berbagai macam gejala yang menyertai migrain.
Penderita migrain yang berbeda bisa mengalami kumpulan gejala yang berbeda pula, dan serangan migrain bahkan bisa bervariasi pada satu orang, namun, tetap saja ada polanya.
"Migrain sering diperparah dengan aktivitas-aktivitas rutin, misalnya naik tangga," kata Dawn Buse, seorang profesor neurologi klinis di Kolese Kedokteran Albert Einstein di Kota New York, "Anda tidak ingin melakukan aerobik saat Anda sedang mengalami migrain."
Banyak orang perlu menghindari cahaya, bunyi, atau bahkan bau yang kuat untuk tetap merasa nyaman selama sebuah serangan migrain.
Akan tetapi, perawatan migrain telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Perawatan paling dasar untuk migrain disebut pengobatan akut, yang ini sering merupakan obat bebas yang dikonsumsi orang saat serangan migrain dimulai.
Ada juga rangkaian strategi preventif yang tersedia, mulai dari modifikasi gaya hidup hingga obat-obatan dan bahkan stimulator saraf eksternal, yaitu mesin-mesin genggam yang menstimulasi berbagai saraf.