Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Autoimunitas Dimulai

26 Agustus 2021   19:43 Diperbarui: 26 Agustus 2021   20:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Scientific American, September 2021, hlm. 35.

Pandangan ini menggantikan sebuah gagasan lama, bahwa virus memicu reaksi autoimun ketika protein virus secara molukuler terlihat sangat mirip dengan antigen-diri, yang menyebabkan sel-sel imun menjadi bingung karena kemiripan itu dan menyerang diri sendiri.

Dukungan untuk gagasan ini, yang disebut peniruan (mimikri) viral, mulai runtuh ketika para peneliti mengumpulkan bukti bahwa kemiripan molekuler semacam itu cukup umum tetapi sangat jarang menyebabkan penyakit.

Ada sejumlah molekul dalam tubuh manusia dan agen penginfeksi yang terlihat mirip satu sama lain, dan molekul-molekul itu disebut reaktif silang. Reaktivitas silang sangat melimpah dan bisa ditemukan di mana-mana. Jika reaktivitas silang menyebabkan penyakit, kita harus melihat penyakit pada tingkat yang lebih tinggi. Reaktivitas silang itu sendiri bukan jawabannya.

Dengan demikian, gagasan tersebut telah diberlakukan, bahwa virus membunuh beberapa sel target dan menimbulkan inflamasi, dan di tengah-tengah semua ini, beberapa sel imun disensitisasi terhadap protein sel-sel yang sekarat.

Peningkatan Jumlah Kasus Penyakit Autoimun
Iritan lain dari luar tubuh, misalnya obat-obatan dan bahan-bahan kimia lainnya, bisa menimbulkan kondisi inflamasi dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk bertemu dengan penjaga sistem imun yang salah.

Beberapa ilmuwan berpikir pertemuan dengan zat-zat tersebut bisa menjelaskan lonjakan frekuensi penyakit autoimun selama beberapa dekade terakhir.

Kepustakaan
1. Sutherland, Stephani, How Autoimmunity Starts, Scientific American, September 2021, hlm. 34-40.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 26 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun