Pilihan Hidup
Persimpangan kerucut dianggap penting untuk banyak cara di mana molekul-molekul mengkonversi atau memanfaatkan energi, terutama pada makhluk hidup. Contohnya antara lain fotosintesis, penglihatan manusia, dan mekanisme DNA untuk melawan kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV).
Alam telah mengembangkan sebuah kode genetik yang hanya terdiri dari 4 basa DNA, yaitu adenin, sitosin, guanin, dan timin. Ada banyak molekul lain yang bisa dengan mudah masuk ke dalam dobelheliks DNA.
Sebagai contoh, 2-aminopurin secara struktural identik dengan adenin, kecuali untuk penempatan gugus -NH2, dan 2-aminopurin berpasangan dengan timin seperti halnya adenin.
Tampaknya alam lebih memilih adenin ketimbang 2-aminopurin, tergantung pada bagaimana molekul-molekul itu merespons sinar UV.
Ketika adenin menyerap foton UV, sebuah kejadian yang sering terjadi di dunia kita yang diterangi matahari, adenin kembali ke keadaan dasarnya dalam 1 pikodetik, sedangkan 2-aminopurin membutuhkan waktu puluhan ribu kali lebih lama.
Semakin lama sebuah molekul tetap dalam keadaan tereksitasi, semakin besar pula peluang energi eksitasi untuk memulai reaksi yang bisa menyebabkan sebuah mutasi genetik.
Sebenarnya, para ahli biologi kadang-kadang menggunakan 2-aminopurin sebagai pengganti adenin dalam percobaan ketika mereka ingin menginduksi mutasi dengan sengaja.
Masa hidup adenin yang singkat dalam keadaan tereksitasi disebabkan oleh persimpangan kerucut yang secara efisien menyalurkan molekul-molekul dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar.
Jadi, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kehidupan di bumi seperti yang kita ketahui selama ini dipengaruhi oleh persimpangan kerucut itu.
Akan tetapi penyaluran molekul-molekul antar keadaan itu bukan hanya karena persimpangan yang berbentuk kerucut. Bagaimanapun, sebuah molekul bisa melewati persimpangan kerucut dan tetap berada dalam keadaan yang sama seperti semula.
Pemahaman yang lebih lengkap tentang persimpangan kerucut diperlukan untuk menjelaskan mengapa biomolekul-biomolekul berperilaku seperti itu, tetapi karena biomolekul-biomolekul itu sendiri memiliki banyak derajat kebebasan yang rumit, maka para peneliti yang mempelajari persimpangan kerucut sering fokus pada CH3I, salah sebuah  molekul organik paling sederhana dengan hanya 4 ikatan kimia yang berbeda satu sama lainnya.