Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Update Teknologi: Kristal Waktu Kuantum

24 Agustus 2021   14:52 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:07 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang fisikawan, itu tidak sesederhana itu. Tidak ada cara objektif untuk menandai soliditas sebagai lebih fundamental daripada magnetisme, atau gas lebih mendasar daripada muatan listrik.
Itulah sebabnya mengapa para fisikawan beralih ke konsep berbeda yang disebut simetri untuk mengkategorikan keadaan dari materi.

Bayangkan Anda memiliki 2 lingkaran kertas, satu ditutupi dengan titik-titik dalam sebuah kisi, satu lagi dengan titik-titik acak.

Sekarang putar potongan kertas sedikit. Akan menjadi jelas bahwa pola kisi berubah, sedangkan titik-titik acak tidak berubah.

Pola titik acak memiliki simetri yang tinggi, sedangkan pola kisi tidak. Kisi dan titik-titik acak mirip dengan susunan atom dalam zat padat dan cair, sehingga simetri bisa digunakan untuk membedakan keduanya. Konsep ini juga berlaku jauh lebih luas, termasuk susunan spin dalam magnet dan muatan dalam plasma.

"Simetri adalah konsep yang kuat," kata Douglas Natelson dari Rice University di Houston, Texas.

Kepustakaan:
1. Sparkes, Matthew, A True Quantum Time Crystal, New Scientist, International Edition, 14 August 2021, hlm. 20.
2. Cartwright, Jon, Liquid, Gas... and beyond, New Scientist, International Edition, 14 August 2021, hlm. 40-45.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 24 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun