Bagi seorang fisikawan, itu tidak sesederhana itu. Tidak ada cara objektif untuk menandai soliditas sebagai lebih fundamental daripada magnetisme, atau gas lebih mendasar daripada muatan listrik.
Itulah sebabnya mengapa para fisikawan beralih ke konsep berbeda yang disebut simetri untuk mengkategorikan keadaan dari materi.
Bayangkan Anda memiliki 2 lingkaran kertas, satu ditutupi dengan titik-titik dalam sebuah kisi, satu lagi dengan titik-titik acak.
Sekarang putar potongan kertas sedikit. Akan menjadi jelas bahwa pola kisi berubah, sedangkan titik-titik acak tidak berubah.
Pola titik acak memiliki simetri yang tinggi, sedangkan pola kisi tidak. Kisi dan titik-titik acak mirip dengan susunan atom dalam zat padat dan cair, sehingga simetri bisa digunakan untuk membedakan keduanya. Konsep ini juga berlaku jauh lebih luas, termasuk susunan spin dalam magnet dan muatan dalam plasma.
"Simetri adalah konsep yang kuat," kata Douglas Natelson dari Rice University di Houston, Texas.
Kepustakaan:
1. Sparkes, Matthew, A True Quantum Time Crystal, New Scientist, International Edition, 14 August 2021, hlm. 20.
2. Cartwright, Jon, Liquid, Gas... and beyond, New Scientist, International Edition, 14 August 2021, hlm. 40-45.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 24 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H