Pemain papan luncur terus meluncur di atas sebuah lapisan air yang tipis. Hanya es yang memiliki sifat ini.
Seorang fisikawan Soviet bahkan menyebut es sebagai "satu-satunya benda alam yang lincir." Semua benda licin yang lain licin tetapi tidak lincir.
Sekarang kita kembali ke pernyataan di atas. Mengapa es berjendul lebih lincir ketimbang es yang licin?
Kita sudah tahu bahwa berat yang sama memberikan tekanan yang lebih kuat ketika bertumpu pada luas permukaan yang lebih kecil. Kapan seseorang memberikan lebih banyak tekanan? Di atas permukaan es yang licin? Atau di permukaan atas es yang berjendul?
Sangat jelas bahwa dia memberikan lebih banyak tekanan pada es yang berjendul karena dalam hal ini dia hanya ditopang oleh beberapa jendulan dalam es. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin mudah es mencair, dan akibatnya es itu menjadi semakin lincir, asalkan papan luncur cukup lebar (ini tidak akan berlaku untuk bilah papan luncur yang karena energi gerak dikeluarkan untuk mengiris jendulan).
Penurunan titik leleh es akibat tekanan ini menjelaskan banyak hal lain yang kita lihat di sekitar kita. Itulah sebabnya mengapa gumpalam-gumpalan es yang terpisah membeku menjadi satu ketika ditekan bersama-sama dengan kuat.
Anak-anak yang melemparkan bola salju secara tidak sadar memanfaatkan sifat ini. Kepingan salju yang terpisah saling menempel karena tekanan yang diberikan untuk membentuk bola salju menurunkan titik lelehnya. Untuk membuat manusia salju, prinsip ini kembali diterapkan.
Di bawah tekanan banyak kaki yang berjalan di atas permukaan di sepanjang trotoar, salju berangsur-angsur berubah menjadi satu massa es yang padat.
Secara teoritis telah dihitung bahwa untuk menurunkan titik leleh es sebesar 1 derajat Celcius kita harus memberikan tekanan yang cukup besar, yaitu 130 kg/cm^2. Kita harus mengingat bahwa dalam proses pelelehan es maupun air diperlukan tekanan yang sama.
Dalam contoh yang dijelaskan di atas, hanya es yang mengalami tekanan kuat, sedangkan tekanan yang dialami air tempat es mencair adalah tekanan atmosfer. Akibatnya, efek tekanan pada titik leleh es jauh lebih besar.
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 1, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 17 Agustus 2021