Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 87 (Gravitasi): Menangkap Peluru Terbang, Mungkinkah?

17 Agustus 2021   10:15 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:29 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menangkap peluru. Sumber: https://bit.ly/2VY4gH8

Jika konsep-konsep fisika dipahami dengan benar, banyak hal yang kita pikir tidak bisa dilakukan ternyata bisa dilakukan, asalkan caranya tepat, misalnya mendidihkan air di dalam sebuah toples yang dimasukkan ke dalam sebuah panci berisi air mendidih tanpa menyentuh dasar panci, yang hanya bisa membuat air dalam toples mencapai 100C tetapi tidak mendidih.

Ini karena untuk membuat air mendidih menguap (mendidih), diperlukan tambahan 500 kalori per gram air, yang bisa kita capai dengan menambahakan garam ke dalam air mendidih ke dalam panci itu.

Pendidihan air di dalam toples tercapai karena larutan garam memiliki titik didih di atas 100C dan dengan demikian bisa memberikan kalori tambahan yang dibutuhkan untuk mendidihkan air di dalam toples, lihat artikel saya: Fisika untuk Hiburan 82 (Panas): Mendidihkan Air dengan Air Mendidih/Dingin.

Inilah yang dinamakan kalor laten penguapan, dalam hal ini kalor laten penguapan air, yaitu banyaknya kalori yang diperlukan untuk mengubah 1 gram air dari cairan menjadi uap tanpa perubahan temperatur.

Dalam artikel saya yang lain, Fisika untuk Hiburan 22 (Mekanika): Menaiki Kereta Ekspres yang Sedang Bergerak, ditunjukkan bagaimana kita bisa menaiki sebuah kereta ekspres yang sedang bergerak, yang tentunya tidak bisa kita lakukan langsung dari stasiun yang diam relatif terhadap kereta ekspres itu, tetapi dari sebuah kereta transfer, dan kita tinggal melangkah dari kereta transfer ini ke kereta ekspres, yang memiliki kecepatan yang relatif sama dengan kereta transfer sehingga kedua kereta ini relatif diam terhadap satu sama lain.

Dalam perunjukan sulap juga ada penangkapan peluru sebuah ilusi sulap panggung di mana seorang pesulap muncul untuk menangkap peluru yang ditembakkan langsung ke arahnya, bahkan sering dengan mulut, kadang di tangan atau kadang ditangkap dengan benda lain, misalnya piring makan. Penangkapan peluru ini bisa disebut sebagai trik peluru, menentang peluru atau kadang-kadang trik senjata.

Trik tersebut biasanya menggunakan senjata yang diisi dan dioperasikan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan tentang senjata api untuk menunjukkan bahwa tidak ada penipuan yang digunakan.

Dalam kebanyakan kasus, peluru ditandai oleh seorang audiens sehingga bisa diidentifikasi nanti. Upaya-upaya besar biasanya dilakukan untuk menunjukkan bahwa orang yang menembakkan pistol tidak bersentuhan dengan orang yang menangkap peluru.

Lintasan peluru. Sumber: https://i.ytimg.com/vi/rvE0aJVVVXU/maxresdefault.jpg
Lintasan peluru. Sumber: https://i.ytimg.com/vi/rvE0aJVVVXU/maxresdefault.jpg

Sekarang, dalam satu lagi topik Gravitasi dari Fisika untuk Hiburan, kita akan melihat bagaimana melakukan melakukan sesuatu yang jika tidak dicermati, kita anggap mustahil untuk dilakukan, yaitu menangkap sebutir peluru yang sedang bergerak!

Mungkin atau tidak mungkin? Kita tidak sedang membicarakan tentang menangkap peluru dengan tangan kosong seperti yang bisa kita lihat dari beberapa film action, melainkan hal yang sama yang disertai penjelasan dari perspektif fisika.

Pernah ada sebuah insiden yang dilaporkan terjadi pada Perang Dunia Pertama. Seorang pilot Prancis, saat terbang di ketinggian 2 kilometer, melihat apa yang dia anggap sebagai lalat di dekat wajahnya.

Sang pilot lalu menjebak "lalat" itu dengan tangannya, dan terperangah menemukan bahwa dia telah menangkap sebutir peluru Jerman!

Ini mirip kisah-kisah hebat yang diceritakan oleh Baron Munchausen* tentang seorang difabel legendaris, yang mengklaim bahwa dia telah menangkap bola-bola meriam dengan tangan kosong! Namun, tidak ada yang luar biasa tentang cerita menangkap peluru.

*Baron Munchausen adalah seorang bangsawan Jerman fiksional yang dibuat oleh penulis Jerman Rudolf Erich Raspe dalam bukunya pada 1785, Baron Munchausen's Narrative of His Marvelous Travels dan Campaigns in Russia (Naratif Baron Munchausen mengenai Perjalanan dan Ekspedisinya di Rusia). Tokoh Baron Munchausen secara longgar didasarkan pada seorang baron yang nyata, Hieronymus Karl Friedrich, Baron dari Muenchhausen.

Sebuah peluru tidak selalu terbang dengan kecepatan awal 800-900 m/s. Resitansi atmosfer menyebabkan peluru melambat secara bertahap menjadi hanya 40 m/s menjelang berhenti.

Karena pesawat terbang memiliki kecepatan yang sama dengan kecepatan peluru, kita bisa dengan mudah menghadapi situasi ketika peluru dan pesawat terbang bergerak dengan kecepatan yang sama.

Dalam hal ini, peluru, dalam hubungannya dengan pesawat dan pilotnya, relatif diam atau hampir tidak bergerak. Pilot itu bisa dengan mudah menangkapnya dengan tangannya, terutama jika menggunakan sarung tangan, karena peluru menjadi sangat panas saat melesat di udara.

Jadi keadaan ini sama saja dengan ketika kita mengambil sebuah peluru yang diletakkan di atas sebuah meja.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 1, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 17 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun