Dasar pemikiran saya untuk menyoal istilah ini adalah:
- Dengan mengacu pada KBBI: cuci, mencuci: membersihkan dengan memakai air atau barang cair, biasanya dengan sabun.
- Sejak kapan kata "cuci" menjadi sesuatu yang tidak baik?
- Mengapa Edward Hunter tidak menggunakan saja istilah "brainpolluting" (pencemaran otak) yang jelas-jelas lebih tepat dan lebih logis?
2. Zona Nyaman (Comfort Zone)
Zona nyaman adalah keadaan psikologis di mana seseorang merasa terbiasa dengan segala sesuatu dan merasa nyaman dan menganggap bahwa dia mengendalikan lingkungannya, dengan tingkat kecemasan dan stres yang rendah. Di zona ini, tingkat kinerja yang stabil dimungkinkan.
Judith M. Bardwick mendefinisikan zona nyaman itu sebagai "keadaan perilaku di mana seseorang menjalankan fungsinya dalam posisi netral-cemas." Casandra Brene Brown menggambarkannya sebagai "Zona di mana ketidakpastian, kelangkaan, dan kerentanan kita diminimalkan, di mana kita percaya kita akan memiliki akses ke cinta, makanan, bakat, waktu, kekaguman yang memadai, di mana kita merasa memiliki kendali."
Zona nyaman selalu dikaitkan dengan resistansi seseorang untuk mulai melakukan perubahan, karena dia nyaman dengan keadaannya sekarang, dan dipenuhi prasangka bahwa memulai sebuah perubahan adalah hal yang menyakitkan. Sungguh sebuah pemikiran yang sangat dangkal dan konyol.
Â
Dasar pemikiran saya untuk menyoal istilah ini adalah:
Wahai Bardwick dan Brown, mengapa kalian mengekslusi sebuah perubahan yang membuat seseorang pindah dari zona nyaman ke zona yang lebih nyaman? Definisi yang kalian anut sungguh menstigmatisasi setiap orang bahwa mereka tidak mau atau sulit berubah.
Saya beri contoh perubahan dengan transisi dari zona nyaman ke zona yang lebih nyaman:
Seorang Kompasianer yang semula menulis 1-2 artikel sehari melakukan perubahan menjadi menulis minimal 3 artikel sehari. Harus diakui bahwa transisi yang dia lakukan sedikit membuat dia tidak nyaman, tetapi setelah terbiasa dengan zona barunya (yang lebih nyaman, dengan 3 artikel sehari), bukankah zona semula yang sudah dia tinggalkan itu sebenarnya adalah sebuah zona tidak nyaman? Buktinya si penulis tidak mau lagi kembali ke zona itu.
3. Impian (Dream)
Orang yang menginvensi atau mempopulerkan istilah ini bisa saya pastikan seorang yang mengalami halusinasi atau delusi, namun istilah "impian" sudah menyebar ke mana-mana secara tak terbendung.
"Apa impianmu saat mencapai usia 25 tahun nanti bro?"
Dalam bahasa Indonesia, kita memiliki pilihan istilah yang lebih logis sekaligus anggun: angan-angan, atau lebih baik lagi, cita-cita.
Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit. - Soekarno.