Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 77 (Panas): Mengapa Nyala Api Tidak Padam Sendiri?

13 Agustus 2021   03:20 Diperbarui: 13 Agustus 2021   03:19 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah akibatnya, saat mulai menyala, seharusnya nyala api itu diselubungi oleh kedua senyawa tersebut, yang pada gilirannya menghalangi asupan udara lebih lanjut? Kita tahu bahwa tanpa udara, pembakaran tidak bisa terjadi dan akibatnya nyala api itu pun padam.

Dalam artikel saya: Oksigen, Unsur Terpenting bagi Kehidupan, dijelaskan bahwa pembakaran (burning, combustion) adalah reaksi kimia yang menghasilkan panas dan cahaya. Pembakaran bisa terjadi karena ada Oksigen (di udara), dan api dihasilkan ketika Oksigen bereaksi dengan bahan bakar, misalnya kayu.

Tapi kenapa pembakaran terus terjadi? Setiap kali kita mendengar atau melihat kejadian kebakaran, nyala apinya selalu membesar dan membesar sebelum dipadamkan oleh mobil pemadam kebakaran, atau menurut yang kita pikirkan, nyala api itu padam sendiri setelah tidak ada lagi bahan yang mudah terbakar di sekitarnya.

Mari kita temukan jawabannya dalam topik Panas dari Fisika untuk Hiburan, dan jawaban itu adalah: Karena gas-gas memuai ketika dipanaskan dan menjadi lebih ringan.

Itulah satu-satunya alasan mengapa hasil pembakaran (Karbon dioksida dan uap air) yang terus dipanaskan oleh api tidak tetap berada di tempat yang menghasilkannya, yaitu, tepat di sekitar nyala api, tetapi segera didorong ke atas oleh udara bersih yang masuk.

Jika aturan Archimedes tidak berlaku untuk gas, atau jika tidak ada yang namanya berat, maka setiap nyala api, setelah menyala sebentar, akan padam dengan sendirinya.

Sangat mudah untuk melihat betapa fatalnya hasil pembakaran bagi nyala api. Anda sering menggunakan hasil pembakaran untuk memadamkan nyala api, misalnya Anda memadamkan nyala api lilin dengan meniup dari atas, atau dengan kata lain, Anda mendorong hasil pembakaran yang tidak mudah menyala ke bawah menuju nyala api dan akibatnya nyala api itu padam karena tidak ada lagi udara segar.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Cobb, R.C., et.al., Chemistry and Physics of Fire, NCJ Number 92761, 1983.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 13 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun