Akan tetapi, rotasi sideris bulan bukanlah dasar bagi kita untuk mendapatkan nilai 1 hari lunar. Meskipun bulan membutuhkan 27,3 hari untuk mengorbiti bumi, kita harus ingat bahwa bumi juga mengorbiti matahari.
Bumi kembali ke posisi yang sama dalam orbitnya setiap 365 hari. Jadi, agar matahari bisa mengejar posisinya yang sama di ruang angkasa dari sudut pandang bulan, matahari berbelok sedikit.
Untuk bulan diperlukan tambahan 2,2 hari untuk mengejar rotasinya, dan sementara waktu yang dibutuhkan bulan untuk menyelesaikan 1 putaran pada sumbunya terhadap bintang-bintang adalah 27,3 hari (1 hari sideris), jumlah waktu yang dibutuhkan matahari untuk kembali ke posisi yang sama di ruang angkasa disebut hari sinodik, dan itulah yang memakan waktu 29,5 hari.
Ergo, 1 hari di Bulan, sehubungan dengan matahari yang kembali ke posisi yang sama di ruang angkasa, sebenarnya sama dengan waktu rata-rata 1 bulan di bumi. Jadi jika orang berencana untuk tinggal di bulan suatu hari nanti, dan tidak tinggal di kawah bayangan permanen yang ada di wilayah kutub selatan dan utara, mereka perlu menyesuaikan diri dengan waktu ini.
Seperti halnya semua benda di tata surya, semua hal lain bermuara pada masalah perspektif. Jika Anda lahir dan tinggal di Bulan, perspektif Anda tentang apa yang dimaksud dengan 1 hari akan sangat berbeda dengan orang yang lahir di bumi.
Gaya gravitasi yang dialami di bulan jauh lebih kecil dibandingkan dengan di bumi. Dalam novel fiksi ilmiah Earthmen and Strangers (Manusia Bumi dan Mahluk Asing) karya Robert Silverberg, diceritakan tetang para manusia bumi yang baru saja mendarat di bulan.
Mereka selanjutnya mengalami hal-hal aneh di bulan terkait gaya gravitasi yang sangat lemah dan juga perbedaan "lama waktu" yang mereka rasakan karena pengaruh dari hal-hal yang sudah kita uraikan di atas.
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 12 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H