Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Apa yang Digunakan dalam Sains?

11 Agustus 2021   22:45 Diperbarui: 11 Agustus 2021   22:58 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram tabung sinar katoda Thomson. Sumber: timetoast.com

Bahasa sains adalah topik yang sangat menarik dan sangat rumit yang menarik perhatian banyak ilmuwan: filsuf, filolog, fisikawan, kimiawan, ahli biologi, dan banyak lagi.

Kajian tentang bahasa sains sangat penting karena sejumlah alasan, namun yang paling penting adalah, karena bahasa sains sangat rumit dan karena setiap cabang sains memiliki terminologinya sendiri.

Dulu, para ilmuwan sering berbicara tentang hal yang sama, namun masing-masing dengan caranya sendiri, dan akibatnya mereka tidak bisa saling memahami satu sama lain, dan ini menghambat kemajuan ilmiah.

Situasi seperti ini bertahan sampai beberapa lama, namun selama beberapa dekade terakhir, ketika banyak penemuan yang sangat penting dibuat pada perbatasan bidang-bidang pengetahuan yang tidak saling terkait, maka masalah terminologi dari bahasa sains telah menjadi hal yang paling penting.

Itulah sebabnya komite-komite khusus telah ditunjuk oleh akademi-akademi ilmu pengetahuan dan asosiasi-asosiasi saintifik dari berbagai negara dengan tujuan untuk menyusun sistem terminologi yang efisien, dan yang sangat penting, yang mencakup banyak cabang pengetahuan.

Kata-kata baru tidak dapat dikoin* begitu saja dengan cara lama, sesuka hati, namun apa yang harus dilakukan para ilmuwan yang selalu menemukan hal-hal baru dan hal-hal baru ini harus diberi nama, dan kata-kata baru harus dipikirkan?

*Definisi koin lihat artikel saya: Pojok Koin Johan Japardi, Bagian 1 (Bilingual).

Adalah hal yang sangat rumit untuk menemukan sebuah kata baru, dan sebenarnya, sangat sedikit kata yang benar-benar asli yang pernah disarankan oleh para ilmuwan.

Mereka hampir selalu melakukan sebaliknya, dengan mencoba mencari dari kata-kata yang sudah ada, yang kurang lebih memiliki makna yang dekat dengan apa yang mereka butuhkan dan menggunakannya untuk menunjukkan fenomena yang baru mereka temukan.

Ada beberapa cara untuk memilih kata seperti itu, tetapi hanya 2 cara yang paling banyak digunakan.

Yang pertama adalah menggunakan kata dari bahasa usang, paling sering Yunani atau Latin kuno, atau mengambil kata dari bahasa ibu si penemu.

Sulit untuk mengatakan metode mana yang lebih baik. Para ilmuwan sama-sama cenderung memilih salah 1 dari 2 cara ini.

Cara pertama memiliki 1 keuntungan. Bahasa usang sudah usang karena tidak ada 1 pun  orang yang menggunakannya dan kebanyakan orang (termasuk para ilmuwan) bahkan tidak mengetahuinya. Untuk alasan ini, walaupun sebuah kata yang diambil dari bahasa usang  bagus dan merdu, setelah digunakan oleh banyak generasi, tidak lagi terbebani oleh makna aslinya. Kata itu hanyalah bentuk yang indah yang bisa diisi dengan konten baru yang hanya sedikit atau sama sekali tidak menyerupai konten aslinya.

Kita ambil contoh, kata "elektron" yang nyaring. Apa makna elektron bagi kita? Sebuah partikel zat yang sangat kecil yang terkandung dalam atom. Begitulah cara kita memahami kata tersebut.

Pada masa Homer, "elektron" memiliki makna yang sama sekali berbeda, yaitu sebuah batu kuning transparan yang kadang-kadang dilemparkan oleh gelombang ke pantai laut---yang sekarang kita sebut batu ambar (amber).

Namun Homer sudah tiada, dan orang-orang yang kita sebut Hellines (Yunani kuno) juga sudah tiada. Yang tersisa dari zaman kuno itu adalah beberapa karya seni dan sastra terbaik dunia, dan bahasanya. Yang pertama kali memanfaat bahasa itu adalah para ilmuwan, yang merasa cukup dibenarkan dalam mengambil keuntungan dari gudang harta karun yang indah ini.

Sebuah kata yang dipinjam dari bahasa usang tidak bisa menyesatkan siapa pun dengan konten sebelumnya, dan itulah yang membuat kata tersebut baik untuk digunakan dalam sains di mana kata itu memperoleh makna yang baru dan tidak ambigu, dan nyaman digunakan karena bisa disebarkan ke seluruh dunia dan digunakan dan dipahami satu sama lain dalam semua bahasa.

Metode kedua (bahasa ibu si penemu) tidak selalu begitu nyaman karena kata itu, yang masih hidup, umum digunakan dalam bahasa tertentu, dan padanan persisnya tidak selalu bisa ditemukan dalam bahasa lain ketika hendak diterjemahkan. Hasil akhirnya adalah bahwa kata itu menjadi memiliki makna yang berbeda, menjadi ambigu, memiliki satu makna dalam bahasa sehari-hari dan sama sekali berbeda makna dalam sains. Hal ini sering menyebabkan banyak kebingungan.

Diagram tabung sinar katoda Thomson. Sumber: timetoast.com
Diagram tabung sinar katoda Thomson. Sumber: timetoast.com

Catatan:
Sejarah kata "elektron" dalam pengertiannya saat ini agak rumit.  Pertama, kata "listrik" ("electricity") berasal dari bahasa Yunani "elektron" (bermakna batu ambar), karena fenomena listrik pertama kali diamati oleh para ilmuwan pada potongan batu ambar. Namun, ketika kata "elektron" diberi makna modern (pada akhir abad ke-19),* para ilmuwan hampir tidak terlalu memikirkan makna aslinya. Kemungkinan besar, "elektron" diturunkan dari "listrik" ("electricity"), sehingga melengkapi siklus: "elektron-listrik-elektron" ("elektron-listrik-electron").

*Elekton ditemukan oleh Joseph John Thomson (1856-1940), seorang fisikawan Inggris dan Pemenang Nobel Fisika, pada 1897, tetapi Thomson menamakan partikel sub-atomik atau partikel tabung sinar katoda itu korpuskel (corpuscle), yang oleh para ilmuwan yang lebih belakangan diganti menjadi elektron, berdasarkan saran George Johnstone Stoney pada 1891, sebelum penemuan oleh Thomson.

Orang harus sangat berhati-hati dalam menafsirkan bahkan kata-kata yang paling sederhana dan paling umum yang digunakan dalam sains.

Kepustakaan:
1. Steinhaus, A., The Nine Colours of Rainbow,  Sobolfy, D. (Transl.), MIR Publishers, Moskow, 1966.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 11 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun