Cumi Eropa (Loligo vulgaris, Lamarck, 1798) adalah spesies nektobentik dengan mobilitas tinggi, yang terutama menghuni dasar landasan kontinen (kedalaman 0-250 m, inti populasi terkonsentrasi pada kedalaman 50-100 m) dari perairan Atlantik dan Mediterania, yaitu dari Laut Utara dan Kepulauan Inggris hingga Afrika barat daya dan Mediterania. L. vulgaris merupakan salah satu Sefalopoda yang paling banyak dieksploitasi di perairan Eropa terutama yang ditangkap dengan kapal pukat.
Sefalopoda adalah anggota kelas moluska Sephalopoda (Bahasa Yunani, kephalopodes: Â "kaki-kaki kepala") misalnya cumi, gurita, sotong, atau nautilus. Hewan laut eksklusif ini dicirikan oleh simetri tubuh bilateral, kepala yang menonjol, dan satu set lengan (hidrostat otot) yang dimodifikasi dari kaki moluska primitif.
Para nelayan kadang-kadang menyebut Sefalopoda "ikan tinta," karena secara umum mampu menyemprotkan tinta. Ilmu yang mempelajari tentang Sefalopoda adalah salah satu cabang ilmu Malakologi yang dikenal sebagai teutologi.
Cumi memiliki tubuh panjang seperti tabung dengan cangkang bagian dalam yang disebut pena. Cumi memiliki lengan yang memanjang dari tubuhnya dan secara keliru disebut sebagai tentakel.
Cumi memang memiliki dua tentakel yang tetap tersembunyi sampai saat berburu mangsa. Ketika mangsa ditemukan, kedua tentakel ini dikeluarkan untuk menangkap mangsa dan membawanya ke dalam mulut cumi yang berparuh tajam.
Mungkin aneh bagi Anda mendengar bahwa ada cara berenang yang biasa dilakukan oleh beberapa makhluk laut dengan menggunakan bulu untuk mengangkat tubuhnya. Cumi, dan secara umum, sebagian besar Sefalopoda mendorong tubuhnya sendiri melalui air dengan cara ini.
Cumi berenang dengan menggunakan penggerak berupa semburan. Cumi memiliki kantung berotot besar di dalam rongga mantelnya untuk menyedot air. Kemudian untuk mendorong tubuhnya maju atau mundur, cumi mengarahkan sifon atau corong sempitnya ke belakang atau ke samping dan "menembakkan" air keluar. Hal ini memungkinkan cumi untuk bergerak sangat cepat melalui air, seperti semburan.
Sesuai dengan Hukum ke-3 atau Hukum Aksi dan Reaksi Newton, lihat artikel saya: Fisika untuk Hiburan 35 (Mekanika Dasar): Hukum Aksi dan Reaksi, dorongan yang dialami cumi adalah reaksi dari aksi menembakkan air itu.
Ubur-ubur bergerak dengan cara yang sama: mengkontraksikan otot-ototnya, mengeluarkan air dari bawah tubuhnya yang berbentuk payung, sehingga terdorong mundur. Salpa, larva capung dan beberapa makhluk air lainnya berenang dengan cara yang sama.
Cumi telah dipelajari secara ekstensif untuk mengukur secara kuantitatif geraknya dibandingkan dengan gerak ikan yang merupakan pesaing utama cumi di lautan. Cumi terbang jumbo atau cumi Humboldt (Dosidicus gigas), yang memperluas jangkauannya lebih dari 10 kali lipat dibandingkan cumi, digunakan untuk menggambarkan bagaimana cumi yang "hidup cepat, mati muda" bisa mengungguli ikan dalam hal berenang.
Agar perbedaan cara berenang cumi dengan ikan terlihat jelas, berikut adalah cara ikan berenang:
Belut dan jenis ikan mirip ular lainnya berenang dengan mendorong tubuhnya sendiri seperti gelombang melalui air. Gerakan belut di air mirip dengan ular yang bergerak di darat. Ini adalah jenis penggerak yang relatif lambat dan banyak energi yang dibutuhkan untuk mendorong (menggerakkan) tubuh belut.