Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 49 (Cahaya): Kamuflase Alami dan Buatan

5 Agustus 2021   20:38 Diperbarui: 5 Agustus 2021   20:59 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belalang sembah. Sumber: https://www.thoughtco.com/praying-mantid-facts-1968525

Kecerdasan alam telah memberikan satu atau dua pembelajaran dalam seni kamuflase, penggunaan pembauran warna atau pewarnaan yang mengelabui. Seragam penuh gaya masa lalu, yang membuat adegan pertempuran begitu berwarna, telah sepenuhnya digantikan dengan khaki* yang terkenal. Cat abu-abu baja dari kapal perang ("battleship grey") juga merupakan pewarna pelindung yang membuat kapal tidak mencolok di laut.

*Khaki adalah corak warna coklat muda dengan semburat kekuningan. Khaki telah digunakan oleh banyak tentara di seluruh dunia untuk seragam, termasuk kamuflase. Kata khaki digunakan sebagai nama warna dalam bahasa Inggris sejak 1848 ketika pertama kali diperkenalkan sebagai seragam militer. Dalam mode Barat, khaki adalah warna standar untuk celana kasual pintar untuk warga sipil, yang juga sering disebut celana khaki.

Seragam kamuflase. Sumber: https://bit.ly/3Afa7GE
Seragam kamuflase. Sumber: https://bit.ly/3Afa7GE

Kamuflase adalah sebuah metode yang memungkinkan organisme atau benda yang biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya, misalnya belang pada harimau, zebra, belalang, dan seragam tempur motif loreng pada tentara modern. Kamuflase adalah sebuah bentuk pengelabuan dan penyamaran (kamuflase alami pada organisme dan kamuflase buatan manusia). Kata kamuflase diadopsi dari bahasa Belanda, yang pada gilirannya diadopsi dari bahasa Prancis, 'camoufler' yang berarti "menyamarkan."

Dalam kamuflase militer, orang menggunakan cabang pohon, desain yang dicat aneh, dan cara mengelabui lainnya untuk menyamarkan senjata, benteng, tank, dan kapal. Kamp disembunyikan di bawah jaring khusus dengan berkas rumput. Para petempur mengenakan jubah penyamar.

Demikian pula, pesawat militer disamarkan dengan bagian atasnya dicat coklat, hijau tua atau ungu agar warnanya berbaur dengan tanah ketika didaratkan dan menjadi tidak kasat mata bagi pengintai dari atas, dan perut pesawat dilumuri dengan bauran biru pucat, merah muda, atau putih agar berbaur dengan warna langit dan dengan demikian menjadi tidak kasat mata bagi pengamat di tanah.

Pada ketinggian 750 m, pesawat yang disamarkan dengan cara seperti itu hampir tidak mudah terlihat, sedangkan pada ketinggian 3.000 m pesawat itu menjadi tidak kasat mata. Peswat pengebom malam dicat hitam.

Perlindungan ideal yang cocok untuk segala kesempatan adalah permukaan mirip cermin yang mampu memantulkan lingkungannya. Kemudian benda dengan permukaan seperti ini secara otomatis menjadi mimesis* dan praktis tidak mungkin untuk membedakannya dari kejauhan.

*Istilah mimesis, mimikri (mimicry), dan imitasi bisa digunakan bergantian karena memiliki makna yang serupa, yaitu penyamaran.

Jerman menggunakan metode ini untuk menyamarkan Zeppelin mereka dalam Perang Dunia Pertama. Badan Zeppelin dari aluminium yang berkilau memantulkan langit dan awan sehingga sangat sulit dikenali, kecuali dari suara mesinnya.

Tokoh legenda dongeng yang tidak kasat mata telah diwujudkan dalam praktik di alam dan peperangan.

Cat Pelindung
Ada cara lain untuk membuat benda tidak kasat mata, yaitu dengan mengecat benda tersebut sehingga membuatnya tidak mudah terlihat.

Alam menyajikan pewarnaan seperti ini dalam jumlah yang tak terhitung. Cara sederhana yang menarik itu secara ekstensif melindungi organisme dari musuh dan membantu dalam perjuangan yang sulit untuk eksis.

Istilah militer, kamuflase, telah digunakan oleh para ahli zoologi dengan sebutan mimikri sejak Charles Darwin.

Fauna memberikan ribuan contoh, kita bisa menemukannya di mana-mana. Sebagian besar penghuni gurun memiliki warna kuning pasir yang khas, misalnya singa, burung, kadal, laba-laba, atau cacing apa pun.

Loon. Sumber: https://bit.ly/3ArCyBB
Loon. Sumber: https://bit.ly/3ArCyBB

Sebaliknya, penghuni Arktik, baik beruang kutub yang berbahaya maupun loon (sejenis burung air) yang tidak berbahaya, semuanya memiliki warna putih alami yang tidak mencolok dan latar belakang salju.

Belalang sembah. Sumber: https://www.thoughtco.com/praying-mantid-facts-1968525
Belalang sembah. Sumber: https://www.thoughtco.com/praying-mantid-facts-1968525

Kupu-kupu, ulat, dan belalang sembah yang hidup di pohon memiliki warna yang menyerupai kulit kayu dengan akurasi yang mengejutkan.

Setiap kolektor serangga tahu betapa sulitnya menemukan spesimen karena mimikri alami. Cobalah menemukan belalang hijau yang berkicau di kaki Anda, akan sulit bagi Anda jika belalang itu berada di tempat dengan latar belakang hijau.

Hal yang sama berlaku untuk makhluk air. Semua hewan laut yang hidup di tengah rumput laut berwarna coklat memiliki warna coklat pelindung. Demikian pula, bagi hewan laut di antara rumput laut merah, pewarna pelindung yang dominan adalah merah.

Sisik keperakan dari ikan berfungsi untuk melindunginya dari burung pemangsa di atas maupun karnivora di laut dalam. Dari atas mauoun bawah, permukaan air mirip cermin merupakan pemantulan total, dan sisik keperakan ikan menyatu dengan baik dengan latar belakang metalik yang gemerlapan ini.

Ubur-ubur kecil dan penghuni laut yang transparan lainnya, misalnya cacing, kerang, moluska dan sejenisnya, memiliki warna minimal sebagai pewarna pelindung, transparansi yang membuat mereka tidak kasat mata di dunia tak berwarna dan transparan yang mereka huni.

Perangkat alam jauh lebih unggul dari apa pun yang pernah diinvensi manusia.

Banyak hewan yang mampu menyesuaikan warna mereka dengan perubahan alam. Cerpelai putih keperakan, yang begitu tidak mudah terlihat di tengah salju, akan menjadi mangsa yang mudah jika tidak berubah warna saat salju mencair.  Setiap musim semi, hewan putih ini mengenakan mantel baru berwarna coklat kemerahan, untuk menyatu dengan tanah yang sekarang tidak bersalju, dan menjadi putih lagi di musim dingin.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 5 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun