Kali ini kita akan mengupas tentang manfaat magnet dalam meningkatkan produktivitas pertanian, satu lagi gagasan lama berbasis fisika yang teknologinya terus dikembangkan sampai sekarang.
Sekali lagi, walaupun buku Physics for Entertainment ditulis oleh Perelman sejak lebih dari 8 dekade yang lalu, aplikasi teori fisika yang dibahas dalam buku ini tetap masih relevan dengan situasi terkini. Tentunya, yang lebih menarik lagi, kita tidak perlu menggunakan rumus-rumus yang rumit untuk membicarakan topik Elektromagnetika dari Fisika untuk Hiburan itu.
Pemikiran serupa juga menjadi landasan bagi saya untuk mengajarkan matematika kepada  anak saya: konsep disertai aplikasi yang pada gilirannya bisa menimbulkan aspirasi, setidaknya tekad yang kuat untuk belajar konsep-konsep lain.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan vital untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satu sumber penghasil pangan adalah sektor pertanian, namun pemanasan global menimbulkan masalah, antara lain penurunan produktivitas, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di tengah peningkatan jumlah penduduk dunia. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sebuah inovasi atau terobosan dalam bidang pertanian untuk produktivitas pertanian.
Peningkatan Produktivitas Pertanian
Salah satu inovasi yang cukup potensial untuk memacu produktivitas pertanian adalah pemanfaatan medan magnetik. Medan magnetik ini bisa dipaparkan ke benih tanaman maupun air yang digunakan untuk menyiram tanaman, yang dikenal sebagai air termagnetisasi (Magnetized Water). Kedua jenis paparan ini aman karena tidak menimbulkan ionisasi. Radiasi non-ionisasi ini adalah radiasi dengan energi rendah yang tidak menyebabkan perubahan kimiawi pada benih yang teradiasi sehingga tidak menimbulkan mutasi.
Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan medan magnetik pada benih tomat memberikan peningkatan yang signifikan dalam jumlah maupun berat buah tomat. Hasil serupa diperoleh pada tanaman cabai dan bawang merah.
Selain berpengaruh pada hasil panen, medan magnetik juga mampu meningkatkan nutrisi pada buah. Paparan medan magnetik pada benih tomat bisa sedikit meningkatkan kandungan lycopene pada buah tomat.
Selain paparan langsung pada benih yang akan ditanam, medan magnetik bisa dipaparkan pada air yang digunakan untuk irigasi. Paparan dengan cara ini terbukti bisa meningkatkan jumlah benih per pohon dan bobot benih kacang (Vicia faba), kacang buncis (Phaseolus vulgaris), dan kacang garbanzo.
Selain kacang-kacangan, air termagnetisasi juga memberikan dampak positif bagi tanaman tomat. Air termagnetisasi mampu meningkatkan nutrisi pada tanaman buah-buahan, misalnya buah cabai dengan lebih banyak kandungan vitamin C.
Pemisahan Benih Tanaman dari Biji Gulma
Adalah hal yang sangat menarik bahwa magnet bisa memberikan manfaat dalam pertanian. Magnet membantu para petani untuk memisahkan benih tanaman budidaya dari biji gulma.
Gulma memiliki biji berbulu yang menempel pada bulu hewan yang lewat dan dengan demikian menyebar ke jarak yang jauh dari tanaman induk.
Para petani telah memanfaatkan fitur karakteristik gulma ini selama ribuan tahun perjuangan mereka untuk bertahan hidup, yaitu menggunakan magnet untuk memisahkan biji gulma yang berbulu itu dari benih halus tanaman yang bermanfaat, misalnya flaks, trifolium, dan alfalfa.
Campuran biji yang terkontaminasi ditaburi dengan serbuk besi halus, yang menempel pada biji gulma berbulu. Segera setelah memasuki medan elektromagnetik yang cukup kuat, biji-biji itu terpisah, magnet menarik semua biji yang ditempeli oleh serbuk besi.
Manfaat utama penggunaan magnet dalam pertanian maupun peternakan adalah keselamatan, tanggung jawab lingkungan, dan pengurangan biaya operasional.
Magnet juga bisa digunakan untuk menghilangkan serbuk logam berbahaya.
Sebuah magnet yang disebut magnet sapi (cow magnet) bisa mencegah penyakit perangkat keras (hardware disease). Penyakit perangkat keras adalah istilah umum yang digunakan untuk reticulopericarditis traumatis sapi, yang biasanya disebabkan oleh tertelannya benda logam yang tajam. Potongan-potongan logam ini mengendap di retikulum dan bisa mengiritasi atau menembus lapisan tersebut. Ini paling sering terjadi pada sapi perah, tetapi kadang-kadang juga pada sapi potong.
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 4 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H