Pada 1970-an, bahan magnetik yang lebih kuat diperkenalkan, yaitu paduan Samarium-Kobalt (SmCo).
Dalam alat pemotong dengan bilah Tungsten karbida yang tahan lama dan abrasif, partikel Tungsten karbida biasanya tertanam ke dalam logam Kobalt.
Senyawa Kobalt juga digunakan dalam baterai isi ulang yang digunakan oleh industri kimia, sebagai katalis dalam industri petrokimia dan farmasi, dan sebagai pigmen dalam keramik dan plastik.
Hanya ada satu isotop alami Kobalt, yaitu Kobalt-59. Isotop lain, Kobalt-60, bersifat radioaktif dan mengalami peluruhan beta dan memancarkan foton sinar gamma yang kuat dan berdaya tembus tinggi.
Kobalt-60 digunakan sebagai sumber radiasi gamma yang bisa diandalkan dalam radioterapi, sterilisasi peralatan medis dan (di negara-negara yang mengizinkannya), dalam dosis kecil untuk sterilisasi makanan. Isotop ini memiliki waktu paruh lebih dari 5 tahun, dan secara rutin diproduksi di reaktor nuklir penelitian dengan membombardir Kobalt-59 dengan netron "lambat."
Kobalt juga menghasilkan warna biru tua, cat dan pewarna biru Kobalt dibuat dengan mereaksikan Aluminium dengan Kobalt oksida.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 18 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H