Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kadmium dalam Baterai Isi Ulang

18 Juli 2021   02:15 Diperbarui: 18 Juli 2021   02:53 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tabel periodik, Kadmium (Cd) termasuk dalam golongan 12 dan memiliki nomor atom 21. Kadmium adalah unsur ke-2 golongan 12 ini setelah Seng (Zn), lihat artikel saya: Seng dan Berbagai Penggunaannya dan sebelum Merkuri (Hg), lihat artikel saya: Merkuri, Satu-satunya Logam yang Cair. 

Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Unsur terakhir atau ke-4 golongan 12 ini adalah Kopernisium (Cn) yang radioaktif.
Kadmium murni dan mineral Greenockite dan Smithsonite. Diadaptasi dari: buku Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, hlm. 86.
Kadmium murni dan mineral Greenockite dan Smithsonite. Diadaptasi dari: buku Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, hlm. 86.
- Mineral Greenockite mengandung bentuk langka Kadmium sulfida (CdS).
- Warna kuning pada Smithsonite, mineral Seng, disebabkan oleh pengotor Kadmium.
- Kadmium murni.

Kadmium berasal dari kata Latin Cadmia, dan kata Yunani Calamine, yaitu mineral yang mengandung Kadmium yang dinamakan menurut tokoh mitologi Yunani, Cadmus, pendiri Thebes.

Pada 1817, Kadmium ditemukan oleh kimiawan Jerman Friedrich Stromeyer, dalam senyawa Seng terkontaminasi yang dijual di apotek-apotek di Jerman.

Karl Samuel Leberecht Hermann secara bersamaan menyelidiki perubahan warna pada Seng oksida dan menemukan pengotor yang semula diduga Arsen, karena menghasilkan endapan kuning dengan Hidrogen sulfida.

Selain itu, Stromeyer menemukan bahwa salah satu pemasok menjual Seng karbonat, bukan Seng oksida.

Stromeyer mencatat bahwa beberapa sampel Calamine yang tidak murni berubah warna ketika dipanaskan tetapi tidak demikian halnya dengan Calamine murni. Stromeyer dengan gigih meneliti hasil ini dan akhirnya mengisolasi logam Kadmium dengan memanggang dan mereduksi sulfida. Potensi kuning Kadmium sebagai pigmen diakui pada 1840-an, tetapi kurangnya Kadmium membatasi aplikasi ini.

Stromeyer menemukan Kadmium sebagai pengotor dalam Calamine dan selama 100 tahun, Jerman tetap menjadi satu-satunya produsen penting logam tersebut.

Catatan:
1. Karena pengotor berupa Seng karbonat dalam Calamine yang mestinya mengandung Seng oksidalah maka Stromeyer menemukan Kadmium.
2. Sejak 1982, Hadiah Friedrich Stromeyer telah diberikan untuk pencapaian kimia di Jerman.
3. Caladine, losion yang mengandung Calamine, masih digunakan sampai sekarang. Losion ini mengandung 5% Calamine, 10% Seng oksida, dan 2% difenhidramin hidroklorisa. Ketiga zat itu bermanfaat untuk meredakan gatal pada kulit akibat alergi, iritasi, dan gigitan serangga. Losion Caladine memiliki efek sebagai antialergi, antiseptik, dan penyejuk kulit.

Meskipun Kadmium dan senyawanya toksik dalam bentuk dan konsentrasi tertentu, British Pharmaceutical Codex sejak 1907 menyatakan bahwa Kadmium iodida bisa digunakan sebagai obat untuk mengobati "pembesaran sendi, penyakit kelenjar, dan pembengkakan akibat cuaca dingin."

Ekstra Farmakope Indonesia juga mencantumkan tentang Kadmium, Kadmium iodida, Kadmium klorida, dan Kadmium sulfat.

Pada 1907, Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union) mendefinisikan Angstrom internasional berdasarkan garis spektrum merah Kadmium (1 panjang gelombang = 6.438,46963 Angstrom).

Satuan ini diadopsi oleh Konferensi Umum ke-7 tentang Berat dan Ukuran pada 1927. Pada 1960, definisi meter dan Angstrom diubah untuk menggunakan Kripton, lihat artikel saya: Kripton Bukan dari Planet Lain.

Kadmium sangat mirip dengan Seng dalam sifat dan penggunaannya, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit. Sekitar 20.000 ton Kadmium yang diproduksi setiap tahun berasal dari ekstraksi seng.

Seperti kebanyakan logam transisi, Kadmium menghasilkan senyawa berwarna-warni. Pigmen ini terlihat sampai sekrang terlihat pada banyak karya seni oleh pelukis besar seperti Vincent Van Gogh dan Claude Monet.

Namun, meskipun beberapa seniman masih menggunakan pigmen berbasis Kadmium, kekhawatiran karena toksisitas Kadmium telah mendorong pengembangan pigmen alternatif sintetis.

Setelah produksi Kadmium skala industri dimulai pada 1930-an dan 1940-an, penggunaan utama Kadmium adalah pelapisan besi dan baja untuk mencegah korosi. Pada 1944, 62% dan pada 1956, 59% dari Kadmium di Amerika Serikat digunakan untuk pelapisan, 24%nya digunakan untuk pigmen merah, oranye dan kuning dari Kadmium sulfida (CdS) dan Kadmium selenida (CdSe).

Efek stabilisasi senyawa karboksilat, misalnya Kadmium laurat dan Kadmium stearat pada PVC menyebabkan peningkatan penggunaan senyawa tersebut pada 1970-an dan 1980-an.

Sejak 1980-an, permintaan Kadmium didominasi oleh baterai isi ulang Nikel-Kadmium (NiCad), di mana pelat Kadmium membentuk elektroda negatif ((lihat artikel saya: Nikel dalam Ornamen dan Penggunaan Lainnya)

Desain lain, terutama baterai Nikel logam hidrida (Nickel metal hydride/NiMH) menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir, karena lebih murah dan tidak mengandung Kadmium yang tokdik.

Permintaan Kadmium dalam pigmen, pelapis, stabilisator, dan paduan menurun sebagai akibat dari peraturan lingkungan dan kesehatan pada 1980-an dan 1990-an.

Pada tahun 2006, hanya 7% dari total Kadmium digunakan untuk pelapisan, dan hanya 10% untuk pigmen.

Pada saat yang sama, penurunan penggunaan ini dikompensasi dengan meningkatnya permintaan Kadmium untuk baterai Nikel-Kadmium yang menyumbang 81% dari penggunaan Kadmium di Amerika Serikat pada 2006.

Senyawa Kadmium oksida pernah digunakan dalam pembuatan cat merah, tetapi tidak digunakan lagi karena toksisitasnya.

Kadmium juga digunakan untuk membuat laser untuk digunakan dalam mikroskop.

Kadmium adalah logam yang sangat toksik, dan diketahui menyebabkan kanker. Paparan terhadap Kadmium bisa memicu respons inflamasi, yang mengarah ke gejala seperti flu, yaitu demam, masalah pernapasan, dan nyeri otot, yang kadang-kadang disebut "the Cadmium blues."Paparan yang lebih tinggi atau jangka panjang bisa menyebabkan masalah pernapasan yang parah dan gagal ginjal.

Kepustakaan:
1. Ekstra Farmakope Indonesia, Cetakan Pertama, Lembaga Farmasi Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1974.
2. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
3. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
4. Diary Johan Japardi.
5. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 18 Juli 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun