Foto close-up daun ek, dengan cahaya latar untuk menegaskan pigmen hijau klorofil. Klorofil adalah molekul penting pada tumbuhan yang membuat daun berwarna hijau. Di tengah molekul klorofil terdapat atom Magnesium yang membantu tanaman mengubah sinar matahari menjadi energi dalam proses yang disebut fotosintesis.
Hal yang menarik tentang Magnesium adalah nomenklaturnya yang memiliki etimologi yang sama dengan Mangan, yaitu sama-sama dari kata Yunani kuno Magnesia. Pada zaman kuno, Magnesia adalah wilayah Yunani kuno, yang akhirnya menjadi bagian dari Thessaly kuno. Awalnya dihuni oleh orang-orang Magnete, Magnesia adalah celah yang panjang dan sempit antara Gunung Ossa dan Pelion di barat dan di laut timur yang memanjang dari mulut Peneus di utara hingga Teluk di selatan Pagasaean, lihat artikel saya: Mangan Selawe (Mn-25) yang Bukan Makan.
Magnesium dan banyak senyawanya diuraikan dalam Ekstra Farmakope Indonesia.
Kimiawan Skotlandia Joseph Black pertama kali mengidentifikasi Magnesium sebagai unsur pada 1755. Black sedang bereksperimen dengan Magnesia alba (Magnesia putih) atau Magnesium karbonat (MgCO3).
Kimiawan Inggris Humphry Davy pertama kali menyiapkan unsur Magnesium dalam campuran dengan Merkuri pada 1808, dan kimiawan Prancis Antoine Bussy mengisolasi sampel pertama dari logam Magnesium 20 tahun kemudian.
Pada pertengahan abad ke-19, Magnesium mulai diekstraksi pada skala industri.
Saat ini, China memproduksi sekitar 90 persen Magnesium dunia. Metode utama ekstraksi Magnesium melibatkan elektrolisis Magnesium klorida (MgCl2), yang pertama kali dibuat dari bijih Magnesium. Produksi dunia meningkat lebih dari 3 kali lipat antara 2000 dan 2010, sebagian karena kebutuhan komponen struktural yang lebih ringan pada mobil dan pesawat terbang dan sebagian lagi karena turunnya biaya produksi logam Magnesium. Sekitar 10 persen Magnesium digunakan dalam produksi baja, untuk menghilangkan belerang dari bijih besi.
Selama berabad-abad, banyak mineral Magnesium yang terjadi secara alami digunakan dalam pengobatan tradisional. Magnesium karbonat (MgCO3) atau Magnesia bereaksi dengan asam lambung untuk mengatasi gangguan pencernaan.
Pemanasan Magnesia menghasilkan Magnesium oksida (MgO), yang merupakan salah satu bahan dalam semen Portland.
Senyawa Magnesium juga digunakan dalam kembang api dan terbakar panas dengan nyala berwarna putih.
Garam yang terdiri dari Magnesium sulfat terhidrasi (MgSO4.7H2O), yang disebut garam Epsom (garam Inggris), dinamakan sesuai dengan nama kota di Inggris di mana senyawa ini pertama kali ditambang. Garam Epsom adalah bahan utama garam mandi, dan tukang kebun menggunakannya untuk mengatasi kekurangan Magnesium dalam tanah. Garam Epsom juga biasa digunakan sebagai pencahar.
Susu Magnesia (Magnesium hidroksida, Mg(OH)2) adalah senyawa lain yang digunakan sebagai pencahar, dan juga sebagai antasida.
Magnesium silikat (H2Mg3(SiO3)4) yang dikenal atau talkum adalah mineral lembut yang digunakan sebagai bedak tubuh.
Rata-rata tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 25 gram Magnesium. Lebih dari 300 reaksi biokimia penting bergantung pada keberadaan ion magnesium.
Makanan sumber Magnesium yang baik antara lain sayuran hijau, kacang polong, buncis, kacang tanah, biji-bijian, dan kentang.
Kepustakaan:
1. Ekstra Farmakope Indonesia, Cetakan Pertama, Lembaga Farmasi Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1974.
2. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
3. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
4. Diary Johan Japardi.
5. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 16 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H