Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Polonium yang Sangat Radioaktif

14 Juli 2021   15:14 Diperbarui: 14 Juli 2021   15:37 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelajah Lunokhod. Sumber: buku Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, hlm. 174.

Kereta bulan robotik ini tetap hangat di permukaan bulan oleh panas yang dihasilkan  Polonium di dalamnya.

Ada hal yang sangat menarik perhatian saya tentang unsur Polonium ini, yaitu etimologinya yang sama dengan Polonia, nama jalan dan pernah digunakan untuk menamai bandara lama sebelum Kuala Namu di Medan. Polonia adalah kata Latin yang bermakna Polandia, lihat artikel saya: Polonia dan Helvetia.

Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.
Dalam tabel periodik, Polonium termasuk dalam golongan Oksigen atau kalkogen (chalcogen) atau golongan 16 dan memiliki nomor atom 84, lihat artikel saya: Tellurium dalam Panel Surya.

Polonium adalah logam yang langka dan sangat radioaktif tanpa isotop yang stabil. Polonium secara kimiawi mirip dengan Selenium dan Tellurium, meskipun karakter logamnya menyerupai tetangga horizontalnya dalam tabel periodik: Talium, timbal, dan Bismut.

Karena waktu paruh yang pendek dari semua isotopnya, kejadian alaminya terbatas pada jejak kecil dari polonium-210 yang sekilas (dengan waktu paruh 138 hari) dalam bijih Uranite, dan merupakan hasil peluruhan kedua terakhir dari Uranium-238 alami.

Secara keseluruhan Polonium memiliki 42 isotop yang semuanya radioaktif, dengan  massa atom yang berkisar dari 186 hingga 227 u.

Ada isotop Polonium yang berumur sedikit lebih lama, tapi jauh lebih sulit untuk diproduksi. Saat ini, Polonium biasanya diproduksi dalam jumlah miligram dengan iradiasi netron Bismut.

Karena radioaktivitasnya yang intens, yang menghasilkan radiolisis ikatan kimia dan pemanasan sendiri yang radioaktif, sifat kimianya sebagian besar hanya diselidiki pada skala runut.

Polonium sangat radioaktif, 1 gram Polonium-210 dengan cepat memanas hingga 500C karena radiasi alfa intens yang dipancarkannya dan menghasilkan daya sekitar 140 watt.

Marie Curie dan suaminya, Pierre Curie. Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pierre_and_Marie_Curie.jpg
Marie Curie dan suaminya, Pierre Curie. Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pierre_and_Marie_Curie.jpg
Unsur Polonium ditemukan pada 1898 oleh fisikawan Polandia Marie Curie dan suaminya, kimiawan Prancis Pierre Curie. Ketika meneliti sampel bijih Uranium, yaitu Pitchblende (belakangan namanya diganti menjadi Uranite,  UO2 yang juga mengandung berbagai proporsi U3O8), Marie dan Pierre memperhatikan bahwa tingkat radioaktivitas yang dikandung bijih ini 4 kali lipat dari yang diharapkan.

Setelah menganalisis bijih tersebut dan mencari semua unsur yang diketahui, mereka menduga bahwa setidaknya harus ada 1 unsur yang tidak diketahui. Sebenarnya, ada 2 unsur, mereka pertama kali menemukan Polonium, kemudian Radium pada tahun yang sama.

Tim suami istri itu menamai unsur pertama menurut nama negara kelahiran Marie, Polandia. Polonium menempati posisi dalam tabel periodik yang diusulkan oleh Dmitri Mendeleev pada 1871. Mendeleev menyebut unsur yang belum ditemukan itu Eka-tellurium ("di bawah Tellurium").

Polonium jarang terdapat di alam dan biasanya diproduksi dalam reaktor nuklir. Walaupun radioaktif, unsur ini memiliki beberapa kegunaan. Polonium bisa memicu ledakan bom atom.

Polonium memiliki beberapa penggunaan terkait dengan radioaktivitasnya: pemanas di pesawat ruang angkasa, perangkat antistatik, sumber netron dan partikel alfa, dan racun yang sangat berbahaya bagi manusia.

Polonium memanaskan dan menggerakkan pesawat ruang angkasa, seperti penjelajah Lunokhod Rusia, yang mendarat di bulan 1970-an (lihat foto judul).

Sebagaimana halnya unsur-unsur lain yang sangat radioaktif, Polonium sangat langka. Isotop alami yang berumur paling lama, Polonium-210, memiliki waktu paruh hanya 138 hari, jadi setiap Polonium yang semula ada di bumi telah lama hancur. Isotop Polonium-209 yang dibuat secara artifisial memiliki waktu paruh yang lebih lama, yaitu sedikit di atas 100 tahun.

Namun, atom Polonium baru dibuat terus-menerus di dalam bijih Uranite sebagai bagian dari rantai peluruhan yang dimulai dengan disintegrasi atom Uranium. Sampel Polonium-210 menghasilkan panas yang nyata sebagai akibat dari energi yang dilepaskan oleh peluruhan radioaktif. Panas itu pernah digunakan sebagai sumber daya dalam baterai termoelektrik yang digunakan di pesawat ruang angkasa.

Hasil penelitian sejak awal 1960-an menunjukkan bahwa ternyata Polonium-210 juga terdapat dalam asap tembakau yang menyebabkan banyak kasus kanker paru di seluruh dunia. Sebagian besar Polonium-210 ini berasal dari Timbal-210 yang diendapkan pada daun tembakau dari atmosfer. Timbal-210 sendiri adalah produk dari gas Radon-222, yang sebagian besar berasal dari peluruhan Radium-226 dari pupuk yang digunakan pada tanah tempat tembakau ditanam.

Selama 40 tahun, beberapa perusahaan tembakau terbesar di dunia meneliti cara untuk menghilangkan zat tersebut, tapi tidak pernah berhasil.

Polonium juga ditemukan dalam rantai makanan, terutama dalam makanan laut.

Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 14 Juli 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun