Tidak lebih tebal dari rambut manusia, kabel tembaga ini dipilin menjadi satu dan dijalin menjadi ikatan yang rapat. Salah satu kegunaan utama kabel ini adalah untuk melindungi kabel tembaga yang lebih tebal yang mentransmisikan sinyal ke televisi. Karena sinyal membawa gambar dan suara dalam bentuk arus listrik, kabel halus yang dililitkan di sekitar kabel tebal mencegah interferensi dari sumber listrik lain di dekatnya.
Jika kita menyimak golongan 11 pada tabel periodik, ada 4 unsur di dalamnya, yaitu: tembaga atau Cuprum (Cu), perak atau Argentum (Ag), lihat artikel saya: Perak, Logam Mulia yang Segolongan dengan Emas, emas atau Aurum (Au), lihat artikel saya: Seluk-Beluk tentang Emas, dan Roentgenium, sebuah unsur transuranium yang radioaktif.
Tembaga pertama kali dilebur dari bijihnya sekitar 7.000 tahun yang lalu, dan pertama kali dikombinasikan dengan timah untuk membuat perunggu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Tidak seperti tembaga, perunggu keras dan bisa diberi tepi tajam yang tahan lama.
Paduan tembaga kuno lainnya dengan berbagai kegunaan adalah kuningan, yaitu  tembaga dengan seng. Baik kuningan maupun dan perunggu sangat populer di Kekaisaran Romawi. Nama tembaga berasal dari Cuprum, nama Latin untuk Siprus (Cyprus), di mana orang Romawi menambang sebagian besar tembaga mereka. Tembaga adalah salah 1 dari 7 "logam kuno" (lihat artikel saya: Seng dan Berbagai Penggunaannya). Dalam mitologi Yunani dan Romawi Kuno, dan dalam alkimia, tembaga dikaitkan dengan Venus.
Ada berbagai macam paduan tembaga lain yang digunakan saat ini, selain perunggu dan kuningan. Koin di banyak negara dibuat dari paduan tembaga. Dalam situasi dimana ketahanan terhadap korosi adalah penting, paduan tembaga dan Nikel atau tembaga dan Aluminium digunakan, misalnya mobil, kapal, roda pendarat pesawat dan rig minyak. Tembaga terikat erat pada baja. Tembaga adalah konduktor listrik yang sangat baik, tetapi bukan yang terbaik (perak lebih baik, lihat artikel saya: Perak, Logam Mulia yang Segolongan dengan Emas). Namun, tembaga lebih banyak digunakan karena produksi dan pemurniannya jauh lebih murah. Setiap tahun, sekitar 15 juta ton tembaga murni diproduksi, dan lebih dari setengahnya digunakan untuk membuat komponen listrik. Saat ini, terdapat lebih dari satu miliar kilometer kabel tembaga dalam catu daya, bangunan, dan elektronik.
Tembaga murni terutama digunakan sebagai kabel dalam peralatan listrik. Kawat tembaga yang dililitkan pada inti besi dan kemudian dialiri listrik membantu menciptakan elektromagnet. Karena bisa dinyalakan atau dimatikan, elektromagnet bisa bersifat magnetis saat dibutuhkan. Elektromagnet bisa jauh lebih kuat daripada magnet biasa dan bisa  mengangkat benda berat.
Tembaga murni tidak berkarat, tetapi bereaksi dengan udara dari waktu ke waktu dan membentuk lapisan tembaga karbonat (CuCO3) berwarna abu-abu-hijau yang disebut Verdigris. Tembaga biasanya memiliki kilau oranye terang, tetapi jika dibiarkan terkena udara, akan terjadi reaksi yang lambat dengan oksigen, membentuk lapisan tembaga(II) oksida (CuO) yang kusam. Jika dibiarkan lebih lama lagi, permukaan tembaga akan mengambil lapisan kehijauan rapuh yang disebut Verdigris, yang sebagian besarnya adalah tembaga(II) karbonat (CuCO3), sebagai akibat dari reaksi antara tembaga, oksigen dan karbon dioksida. Warna hijau dari Patung Liberty, patung tembaga terbesar di dunia, adalah hasil dari verdigris.
Tembaga sering dicampur dengan logam lain untuk menghasilkan paduan yang lebih keras. Perunggu, paduan tembaga dengan timah, lebih tahan lama daripada tembaga murni dan telah digunakan sejak zaman kuno. Kuningan, paduan tembaga dengan seng, digunakan dalam alat musik, seperti terompet.
Kegunaan utama tembaga adalah sebagai kabel listrik, termasuk gulungan elektromagnet, transformator dan motor. Hanya perak yang memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik pada suhu kamar, tetapi terlalu mahal untuk digunakan sebagai kabel rumah tangga. Tembaga tidak reaktif dan mudah digunakan, bisa dengan mudah dipotong dengan pisau baja, dan dipukul, ditekuk atau disolder. Itulah sebabnya tembaga merupakan pilihan yang baik untuk digunakan dalam pipa untuk pasokan air dan gas serta sistem pemanas. Secara keseluruhan, rumah modern yang khas mengandung sekitar 200 kilogram tembaga dan sebuah mobil sekitar 20 kilogram.
Manfaat biologis tembaga pertama kali terungkap pada 1928, ketika para peneliti di Departemen Pertanian AS menemukan bahwa tikus membutuhkan tembaga serta besi untuk membuat hemoglobin, zat berpigmen yang membawa oksigen dalam darah. Pada tikus dan manusia, tembaga terdapat dalam enzim yang terlibat dalam membangun molekul hemoglobin (yang mengandung besi).
Penelitian sejak itu telah mengarah pada penemuan peran tembaga dalam beberapa enzim dan protein lainnya. Gurita dan banyak moluska lainnya, misalnya, menggunakan protein berbasis tembaga berwarna biru yang disebut haemosianin, bukan hemoglobin yang berwarna merah.
Tembaga adalah unsur penting pada manusia. Orang dewasa membutuhkan sekitar 1 miligram tembaga per hari. Sumber makanan yang baik dari tembaga termasuk hati, kuning telur, kacang mete dan alpukat. Tubuh seorang dewasa mengandung sekitar 0,1 gram tembaga, sekitar 90 persennya dalam protein darah yang disebut seruloplasmin.
Logam paduan kaya tembaga semakin banyak digunakan pada permukaan di rumah sakit dan sekolah, karena tembaga memiliki kerja antimikroba yang terbukti. Banyak bakteri, virus, dan jamur patogen bisa bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu di berbagai permukaan, tetapi terbunuh atau dinonaktifkan dalam hitungan jam pada permukaan tembaga. Dalam pengujian tingkat infeksi di rumah sakit telah sangat berkurang.
Paduan tembaga juga biasa digunakan untuk membuat jaring di peternakan ikan. Tembaga mencegah akumulasi tanaman, ganggang dan mikroorganisme, dan meningkatkan kesehatan ikan.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 4 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H