Pada 1801, fisikawan Jerman Johann Ritter menggunakan sifat perak(I) klorida (AgCl) ini untuk menemukan radiasi ultraviolet. Terinspirasi oleh penemuan radiasi inframerah tak kasat mata di luar ujung merah spektrum setahun sebelumnya, Ritter menempatkan kertas yang diresapi dengan perak klorida pada ujung spektrum violet yang dibuat oleh sinar matahari yang melewati prisma. Ritter menemukan bahwa penghitaman masih terjadi tepat di luar ujung spektrum violet.
Dalam fotografi, perak(I) nitrat (AgNO3) digunakan sebagai prekursor senyawa perak halida, seperti perak(I) iodida, yang digunakan pada film fotografi. Orang pertama yang menghasilkan gambar fotografi adalah penemu Prancis Nicephore Niepce, yang menghasilkan beberapa gambar pada 1820-an. Niepce awalnya menggunakan aspal, yang mengeras perlahan dalam cahaya. Mencari sesuatu yang lebih cepat, Niepce dan rekan senegaranya Louis Daguerre bereksperimen dengan senyawa perak. Fotografi secara bertahap berkembang selama abad ke-19, yang berpuncak pada kamera "arahkan dan potret" ("point-and-shoot") yang murah dan portabel yang dimungkinkan dengan mencampur senyawa perak dalam gel yang ditempelkan ke seluloid. Inovasi ini juga menyebabkan perkembangan industri film, dan logam perak tertanam pada layar proyeksi di bioskop awal, fakta yang menyebabkan bioskop disebut sebagai "layar perak".
Dengan munculnya kamera digital, permintaan akan perak oleh industri film dan fotografi telah anjlok di abad ke-21. Tapi aplikasi lain dari perak berkembang pesat: sel surya. Perak sering digunakan, disuspensikan dalam pasta, untuk membuat kabel penghubung yang halus. Misalnya, kisi logam karakteristik di bagian depan sel surya, yang memungkinkan arus listrik mengalir, biasanya berwarna perak, diterapkan dalam bentuk pasta ini.
Dalam industri elektronika, perak digunakan dalam sakelar, terutama yang ditemukan pada papan tombol telepon dan papan ketik komputer, dan digunakan sebagai tinta atau film untuk membentuk jalur listrik pada papan sirkuit tercetak.
Foil perak juga digunakan untuk membuat antena dalam tag identifikasi frekuensi radio (radio frequency identification tags/RFID), yang biasanya ditempelkan pada pakaian, buku, dan barang konsumsi lainnya untuk mencegah pencurian.
Pada abad ke-19, pelapisan listrik menjadi cara yang populer untuk menghasilkan barang-barang perak yang terjangkau, termasuk "piring perak", dan peralatan makan "berlapis perak nikel."
Pada 1890-an, para ilmuwan bahkan menggunakan elektroplating untuk mendefinisikan satuan arus listrik, ampere, dalam hal arus yang akan mengendapkan 0,001118000 gram perak per detik dari larutan perak nitrat. (Saat ini, definisi ampere didasarkan pada jumlah muatan listrik yang mengalir per detik.)
Perak telah lama digunakan dalam pengobatan, bahkan dokter Yunani Hippocrates mencatat sifat penyembuhan dan pencegahan oleh perak. Seperti tembaga, perak cukup beracun bagi mikroorganisme, tetapi tidak bagi manusia. Senyawa perak digunakan dalam beberapa perban, dan nanopartikel perak digunakan dalam krim untuk mengobati infeksi kulit.
Dalam beberapa dekade mendatang, perak juga bisa memainkan peran utama dalam mengobati kanker. Pada 2012, tim ilmuwan di Universitas Leeds, Inggris,
mengumumkan bahwa senyawa perak tertentu memiliki potensi yang sama melawan sel kanker dengan salah satu obat kanker terkemuka, cisplatin, tetapi tanpa efek samping cisplatin, yang disebabkan oleh toksisitas platinum pada manusia.
Perak juga digunakan pada beberapa filter penjernih air, sebagai ion perak terlarut yang bisa membunuh bakteri dan mencegah pembentukan alga.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.